kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.405.000   -9.000   -0,64%
  • USD/IDR 15.370
  • IDX 7.722   40,80   0,53%
  • KOMPAS100 1.176   5,28   0,45%
  • LQ45 950   6,41   0,68%
  • ISSI 225   0,01   0,00%
  • IDX30 481   2,75   0,57%
  • IDXHIDIV20 584   2,72   0,47%
  • IDX80 133   0,62   0,47%
  • IDXV30 138   -1,18   -0,84%
  • IDXQ30 161   0,48   0,30%

Gubernur BI Melihat Ada Peluang Penurunan BI Rate di Kuartal IV-2024


Kamis, 18 Juli 2024 / 04:30 WIB
Gubernur BI Melihat Ada Peluang Penurunan BI Rate di Kuartal IV-2024
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo (kiri) didampingi Deputi Gubernur Senior Destry Damayanti (kanan) bersiap memberikan keterangan terkait hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI di Jakarta, Rabu (17/7/2024).


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membuka peluang penurunannya BI Rate pada kuartal IV-2024.

Hal ini sejalan dengan inflasi Indonesia yang masih terkendali dan pertumbuhan ekonomi yang terjaga, di mana inflasi pada Juni 2024 turun menjadi 2,51% secara tahunan. 

Sementara itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I-2034 mencapai 5,11% secara tahunan. Angka ini meningkat dari kuartal IV-2023 yang hanya 5,04%.

"Kami masih melihat ruang untuk arah suku bunga BI rate akan turun, kemungkinan masih sama ya, yaitu pada kuartal empat," ujar Perry dalam Konferensi Pers di Jakarta, Rabu (17/7).

Baca Juga: Bank Indonesia Tahan BI Rate di Level 6,25% pada Juli 2024

Selain itu, ia juga aka mencermati kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) Fed Funds Rate. Perry memperkirakan, suku bunga The Fed akan mulai menurun pada November 2024 mendatang.

"Kami belum berani mengatakan akan maju ke September meskipun pasar ada yang memperkirakan masuk September. Tapi kami perkirakan yang terkini ada probabilitas Fed Fund Rate turun di November," kata Perry.

Asal tahu saja, BI masih mempertahankan BI Rate di level 6,25% dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI Juli 2024. Keputusan ini sejalan dengan fokus kebijakan moneter yang pro stabilitas sebagai langkah pre-emptive dan forward looking untuk memastikan inflasi tetap terkendali dalam sasaran 2,5% plus minus 1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×