Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Gubernur Bank Indonesia (BI) menekankan perlunya negara-negara di dunia untuk mengantisipasi dampak jangka panjang yang ditimbulkan oleh pandemi Covid-19.
“Karena ada potensi luka jangka panjang (long lasting scar), maka ada hal-hal penting yang perlu ditekankan untuk menghindari dampak luka memar ini,” ujar Perry, Kamis (10/3) via video conference.
Perry merinci beberapa hal yang bisa dilakukan negara-negara. Pertama, harus memperhatikan kondisi ketenagakerjaan. Dalam hal ini, berbagai upaya dilakukan untuk mengurangi jumlah pengangguran.
Tak hanya membuka lapangan pekerjaan, tetapi negara-negara di dunia harus menambah kemampuan sumber daya manusia (SDM) mereka.
Baca Juga: Segera Mengalir, IMF Setujui Bantuan US$ 1,4 miliar untuk Ukraina
Untuk menciptakan lapangan kerja dan menyerap tenaga kerja yang mumpuni, maka diperlukan iklim usaha yang sehat. Perlu adanya strategi bisnis, struktur finansial, manajemen, serta bisnis yang resilien untuk maju ke depan.
Kedua, ketersediaan modal untuk mendukung sektor produksi dan investasi. Dalam hal ini, perbankan perlu turun tangan dan fokus memberikan pinjaman modal kepada sektor prioritas dan sektor penyerap tenaga kerja agar bisa ekspansi.
Ketiga, perlunya sinergi fiskal dan moneter untuk mendorong produktivitas sekaligus menjaga dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Perlu juga memperhatikan stabilitas sistem keuangan.
“Ini bisa dilakukan dengan fokus program perpajakan, pembangunan infrastruktur, bahkan transformasi digital untuk ekonomi tumbuh lebih tinggi,” tambah Perry.
Keempat, di era modern, negara-negara di dunia perlu memanfaatkan teknologi untuk maju. Ini perlu meningkatkan literasi digital untuk meningkatkan kompetisi dan tingkat konektivitas.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News