Reporter: Siti Masitoh | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) membeberkan penyebab menguatnya dollar Amerika Serikat (AS) beberapa waktu terakhir, sehingga menyebabkan nilai tukar rupiah melemah, meski pada hari ini, Rabu (17/12/2025) berbalik menguat.
Nilai tukar rupiah di pasar spot dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini. Rabu (17/12/2025), rupiah dibuka di level Rp 16.666 per dolar Amerika Serikat (AS).
Ini membuat rupiah menguat 0,15% dibanding penutupan hari sebelumnya yang berada di level Rp 16.691 per dolar AS.
Gubernur BI Perry Warjiyo menyampaikan, di pasar keuangan global, Fed Funds Rate (FFR) turun 25 bps pada Desember 2025 dengan kecenderungan penurunan yang lebih terbatas ke depan.
Baca Juga: BI: Ketidakpastian Global Mulai Membaik, Namun Tetap Perlu Diwaspadai
Sementara itu, tingkat imbal hasil (yield) US Treasury tenor dua tahun cenderung bergerak naik, dan yield US Treasury tenor 10 tahun tetap tinggi sejalan dengan tingginya tingkat utang Pemerintah AS.
“Perkembangan ini menyebabkan indeks mata uang AS (DXY) masih tinggi dan tetap terbatasnya aliran masuk modal asing ke emerging market (EM),” tutur Perry dalam konferensi pers, Rabu (17/12/2025).
Dengan kondisi tersebut, Perry memperkirakan, ketidakpastian perekonomian global tetap tinggi dengan prospek pertumbuhan ekonomi dunia yang masih lemah.
Kondisi tersebut, lanjutnya, memerlukan kewaspadaan dan penguatan respons kebijakan untuk memperkuat daya tahan ekonomi domestik dari rambatan global serta mendorong pertumbuhan yang lebih tinggi.
Pada 2026, pertumbuhan ekonomi dunia diprakirakan melemah menjadi 3,0% dipengaruhi dampak lanjutan tarif resiprokal AS dan kerentanan rantai pasok global.
Baca Juga: KSPI Ancam Demo Jika Gubernur Tak Tetapkan Indeks Alfa 0,9 pada UMP 2026
Selanjutnya: BI Tegaskan Rupiah Tetap Terkendali Meski Sempat Melemah
Menarik Dibaca: Jadwal dan Link Live Streaming Timnas Futsal Indonesia di SEA Games 2025, Simak
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News













