kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.528.000   8.000   0,53%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Grasi 64 terpidana mati kasus narkoba ditolak


Selasa, 09 Desember 2014 / 17:26 WIB
Grasi 64 terpidana mati kasus narkoba ditolak
ILUSTRASI. Manfaat buah kesemek untuk kesehatan.


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

YOGYAKARTA. Presiden Joko Widodo atau Jokowi memastikan akan menolak permohonan grasi yang diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba. Kepastian itu disampaikan Presiden Jokowi di hadapan civitas akademika Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dalam kuliah umum yang digelar di Balai Senat Gedung Pusat UGM, Selasa (9/12). 

“Saya akan tolak permohonan grasi yang diajukan oleh 64 terpidana mati kasus narkoba. Saat ini permohonannya sebagian sudah ada di meja saya dan sebagian masih berputar-putar di lingkungan istana,” katanya. 

Presiden Jokowi menegaskan kesalahan itu sulit untuk dimaafkan karena mereka umumnya adalah para bandar besar yang demi keuntungan pribadi dan kelompoknya telah merusak masa depan generasi penerus bangsa. 

“Saya mendapat laporan, sedikitnya 4,5 juta masyarakat Indonesia telah menjadi pemakai narkoba. Dari jumlah itu 1,2 juta sudah tidak bisa direhabilitasi karena sudah sangat parah, dan antara 30 sampai 40 orang setiap harinya meninggal dunia karena narkoba,” ungkap Jokowi. 

Penolakan permohonan grasi itu, menurut Presiden Jokowi, sangat penting untuk menjadi shock therapy bagi para bandar, pengedar maupun pengguna. Presiden Jokowi juga menyatakan sangat kaget dengan kasus narkoba yang terjadi di Makassar. [Baca juga: Guru Besar Universitas Hasanuddin Ditangkap "Nyabu" Bareng Mahasiswinya]

“Kejadin itu membuktikan bahwa ancaman narkoba sudah luar biasa, bukan saja di kalangan anak muda, bahkan orang yang sangat mapan dan sangat terpelajar pun bisa menjadi korbannya. Karenanya, menurut saya, Indonesia saat ini sudah darurat narkoba,” kata Presiden Jokowi. 

Acara kuliah umum itu sendiri merupakan bagian dari rangkaian peringatan dies ke-65 UGM. Selain dihadiri oleh civitas academika UGM, acara itu juga dihadiri Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X, seluluh bupati dan wali kota di DIY serta beberapa menteri kabinet kerja. (Kontributor Yogyakarta, Gandang Sajarwo)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×