kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45916,37   -3,13   -0.34%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Grasi terpidana Bali Nine diusulkan untuk ditolak


Rabu, 27 Maret 2013 / 08:57 WIB
Grasi terpidana Bali Nine diusulkan untuk ditolak
ILUSTRASI. Industri pangan tengah memproduksi kue.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

SYDNEY. Usaha yang dilakukan oleh salah seorang terpidana kasus Bali Nine, Andrew Chan (29), untuk menghindar dari hukuman mati tampaknya tidak berhasil. Badan Narkotika Nasional (BNN) merekomendasikan agar Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menolak usulan grasi tersebut.

Menurut laporan kantor berita Australia, AAP, Selasa (26/3/2013), sebuah sumber mengatakan, keputusan BNN sejalan dengan rekomendasi hakim Mahkamah Agung sebelumnya, yang dimintai pendapat apakah hukuman mati terhadap Chan sah atau tidak.

"Untuk Andrew Chan, narkoba yang mereka coba seludupkan beberapa kilo, bukan? Sulit untuk kasus seperti ini. Kami hanya mengikuti apa yang direkomendasikan, yaitu tidak," kata sumber tersebut.

Menurut laporan koresponden Kompas di Australia, L Sastra Wijaya, Chan ditahan dan dipenjarakan pada tahun 2005 terkait perannya dalam usaha menyeludupkan 8 kg heroin dari Bali ke Australia. Permohonan grasi rekannya yang lain, Myuran Sukumaran, juga sudah ditolak oleh Presiden Yudhoyono.

Di Australia, kelompok ini dikenal sebagai Bali Nine karena ada sembilan orang yang terlibat dalam usaha menyeludupkan heroin bernilai sekitar 4 juta dollar AS (Rp 40 miliar) itu. Chan dan Syukumaran dianggap sebagai pemimpin dari kelompok ini, dengan yang lainnya mendapatkan hukuman penjara seumur hidup.

Menurut AAP, sebelumnya Hakim Mahkamah Agung Salman Luthan juga telah merekomendasikan kepada Presiden Yudhoyono agar permohonan grasi Chan ditolak. Rekomendasi hakim dan BNN ini muncul saat Indonesia baru saja melakukan eksekusi mati terhadap terpidana narkoba pertama kalinya sejak tahun 2008. Adami Wilson asal Malawi ditembak mati di Kepulauan Seribu pada awal Maret lalu. (L Sastra Wijaya/Kompas.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×