CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Golkar: Memang ada yang melakukan safari politik?


Selasa, 28 September 2010 / 13:27 WIB
Golkar: Memang ada yang melakukan safari politik?


Reporter: Lamgiat Siringoringo | Editor: Edy Can

JAKARTA. Partai Golongan Karya (Golkar) tidak merasa tersinggung dengan pernyataan Ketua Umum Partai Demokrat Anas Urbaningrum soal calon Kapolri melakukan safari politik. Sebab, partai berlambang pohon beringin itu sama sekali tidak merasa memanggil ataupun didatangi oleh salah satu calon Kapolri.

Malahan, Partai Golkar merasa bingung dengan pernyataan Anas tersebut. "Memangnya ada yah yang melakukan safari politik?," tanya anggota Partai Golkar Bambang Soesatyo, Selasa (28/9).

Bambang mengatakan, para calon Kapolri tidak perlu melakukan safari politik ke partai manapun sebab pemilihannya merupakan kewenangan presiden. Dia mengatakan DPR tidak punya kekuatan apa-apa untuk menggolkan satu calon tertentu. Saat ini, posisi partai tinggal menunggu calon mana yang akan dipilih oleh Presiden.

Sebelumnya, Anas meminta para calon Kapolri tidak melakukan safari politik. Dia juga meminta pada partai untuk tidak memanggil para calon untuk melakukan deal politik. Siapa yang dimaksud Anas, tidak dijelaskan.

Yang pasti, sampai saat ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono belum menyerahkan nama calon Kapolri kepada DPR. Padahal, DPR berharap Presiden SBY menyerahkan nama tersebut paling lambat akhir pekan lalu.

Penundaan ini dikarena terjadi perbedaan pendapat soal calon Kapolri antara Presiden SBY dengan partai koalisi pendukung pemerintah. Kabarnya, Presiden mendukung Komisaris Jenderal Polisi Imam Sujarwo sedangkan partai koalisi mendukung Komisaris Jenderal Polisi Nanan Sukarna. Nanan dan Imam memang dua nama yang disebut-sebut untuk menggantikan Kapolri Jenderal Polisi Bambang Hendarso Danuri yang akan memasuki usia pensiun pada pertengahan Oktober ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×