Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ketua Umum Gabungan Industri Pariwisata Indonesia (GIPI), Hariyadi Sukamdani, menyatakan kekhawatirannya terkait dualisme kepemimpinan di Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia. Menurutnya, situasi ini dapat mengganggu persatuan dunia usaha di Tanah Air.
Kekhawatiran tersebut muncul setelah terpilihnya Anindya Bakrie sebagai Ketua Umum Kadin melalui Musyawarah Nasional Luar Biasa (Munaslub) pada Sabtu (14/9).
Saat ini, Kadin menghadapi dua kepemimpinan yang berbeda, yang dinilai Hariyadi berpotensi membawa dampak negatif bagi industri pariwisata dan sektor usaha secara keseluruhan.
Baca Juga: Kadin Indonesia Kubu Arsjad Rasjid Bakal Bawa Kasus Munaslub Ilegal ke Ranah Hukum
“Kami prihatin, masalah ini seharusnya bisa diselesaikan melalui musyawarah. Adanya dualisme ini berpotensi memecah persatuan di kalangan dunia usaha, baik di Kadin pusat maupun di daerah,” ujar Hariyadi kepada KONTAN pada Senin (16/9).
Hariyadi, yang juga menjabat sebagai Direktur Utama PT Sahid International Hotel Management & Consultant (SHID), menambahkan bahwa konflik internal di Kadin dapat menghambat iklim usaha dan mempersulit pengambilan keputusan.
“Kadin adalah konfederasi. Jika terjadi perpecahan, tentu dampaknya akan buruk, termasuk dalam hal koordinasi dengan mitra kerja,” katanya.
Baca Juga: Akumindo Ungkap Dualisme Kadin Hanya Korbankan Kesejahteraan Anggota
Ia berharap konflik ini segera diselesaikan demi kepentingan bersama. Meskipun GIPI secara organisatoris berdiri sendiri dan tidak memiliki keterkaitan langsung dengan Kadin, Hariyadi menekankan pentingnya kolaborasi antar pelaku usaha.
“Kami adalah mitra dan perlu duduk bersama untuk memberikan masukan terhadap program-program yang sudah berjalan. Jika masalah ini berlarut-larut, akan berdampak buruk pada iklim usaha,” pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News