kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45897,59   -29,14   -3.14%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Genjot pertumbuhan ekonomi 2020, ini tiga strategi pemerintah


Kamis, 21 November 2019 / 14:34 WIB
Genjot pertumbuhan ekonomi 2020, ini tiga strategi pemerintah
ILUSTRASI. Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (tengah)


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Herlina Kartika Dewi

Dari sisi penawaran, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan didukung oleh sektor industri yang akan meningkat antara 5,0%-5,5%. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan akan turun menjadi 4,8%-5,0%, disertai penurunan tingkat kemiskinan di kisaran 8,5%-9,0%. 

Kemudian mengenai perizinan investasi, pemerintah akan mengoptimalkan sistem Online Single Submission (OSS), meningkatkan efektivitas Satuan Tugas Percepatan Investasi, Relaksasi Daftar Negatif Investasi (DNI), dan pengesahan sektor prioritas investasi.  

Selain itu, implementasi tax holiday dan super deduction tax serta pengembangan Proyek Strategis Nasional (PSN), Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Kawasan Industri juga menjadi kebijakan andalan.

“Pemerintah juga tengah menyiapkan Omnibus Law Cipta Lapangan Kerja, yang bertujuan untuk semakin menyederhanakan proses perizinan,” terang Airlangga.

 Dari sisi makro, ekonomi Indonesia sebenarnya masih tumbuh berkualitas di tengah ketidakpastian ekonomi global. Pertumbuhan ekonomi ini juga diiringi dengan penurunan tingkat pengangguran, tingkat kemiskinan, dan rasio gini.

“Dibandingkan dengan rekan-rekan kita di ASEAN, Indonesia diproyeksikan memiliki pertumbuhan yang lebih baik di tahun 2019 ini,” ujar Airlangga.

Sebagai informasi, stabilitas ekonomi berdampak positif terhadap daya tarik investasi. Berdasarkan data dari Bank Indonesia, neraca modal dan finansial mencatat surplus US$ 7,6 miliar pada kuartal III-2019, didukung oleh aliran masuk investasi langsung dan investasi portofolio. 

Baca Juga: Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diprediksi melambat tahun depan, kenapa?

Akibatnya, neraca pembayaran Indonesia mencatat defisit yang terkendali sebesar US$ 46 juta sepanjang Juli-September 2019, jauh di bawah defisit pada kuartal II-2019 yang mencapai US$ 2 miliar. 

Kinerja neraca pembayaran juga didukung oleh defisit transaksi berjalan yang dikelola pada 2,7% dari Produk Domestik Bruto (PDB). 

Sementara itu, dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) pun menunjukkan kinerja investasi terjaga. Angka realisasi investasi untuk Domestic Direct Investment (DDI) dan Foreign Direct Investment (FDI) untuk kuartal III-2019 mencapai jumlah Rp 205,7 triliun, meningkat 18,5% bila dibandingkan periode yang sama tahun 2018. 

“Artinya, secara fundamental kondisi perekonomian kita cukup kuat dan stabil, tapi juga senantiasa berhati-hati terutama dalam menyikapi gejolak ekonomi global belakangan ini,” pungkas Airlangga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×