kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Gelar studi kelayakan, pemerintah gandeng China


Senin, 30 Maret 2015 / 14:27 WIB
Gelar studi kelayakan, pemerintah gandeng China
ILUSTRASI. Kementerian Keuangan akan terus bekerja keras untuk menaikkan rasio pajak daerah sampai ke angka optimal.ANTARA FOTO/Aprillio Akbar/rwa.


Reporter: Agus Triyono | Editor: Ruisa Khoiriyah

JAKARTA. Rencana pemerintah membangun jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung terus bergulir. Perkembangan terakhir, pemerintah akan menggelar studi kelayakan alias feasibility study lanjutan atas proyek itu.

Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan, studi kelayakan lanjutan tersebut akan dilakukan dengan bantuan dari pemerintah China. Kesepakatan bantuan ini dilakukan  saat Presiden Joko Widodo berkunjung ke China pekan lalu.

Sofyan mengatakan, kesepakatan untuk membuat studi kelayakan lanjutan dengan China tersebut dilakukan oleh pemerintah agar pemerintah mendapat gambaran jelas mengenai keuntungan yang akan didapat bila proyek itu dibangun.

Menteri Negara BUMN Rini Soemarno, mengatakan, dengan dua studi kelayakan, pemerintah berharap, bisa mendapat gambaran juga mengenai siapa yang terbaik dan bisa dipilih untuk mengerjakan proyek tersebut.

Pemerintah berharap, studi kelayakan dari China tersebut bisa segera diselesaikan. "Karena tahun ini pemerintah berharap bisa membuat keputusan tentang kereta cepat Jakarta-Bandung," kata Sofyan.

Sebagai catatan saja, sebelum dengan China, studi kelayakan pembangunan jalur kereta api cepat Jakarta-Bandung sebelumnya juga sudah dilakukan oleh JICA. Bukan hanya itu saja, JICA juga berkomitmen memberikan hibah senilai Rp 183 miliar untuk studi kelayakan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×