kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Garis kemiskinan terdongkrak mahalnya beras


Senin, 18 Juli 2016 / 15:46 WIB
Garis kemiskinan terdongkrak mahalnya beras


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Adi Wikanto

Jakarta. Meski jumlah penduduk miskin Maret 2016 berkurang, garis kemiskinan justru meningkat. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, garis kemiskinan Maret 2016 sebesar Rp 354.386 per kapita per bulan, naik 2,78% dibanding September 2016 dan naik 7,14% dibanding Maret 2015.

Kepala BPS Suryamin mengatakan, kenaikan garis kemiskinan karena semakin mahalnya kebutuhan pokok. Peran komoditi makanan lebih besar menyumbang peningkatan garis kemiskinan dibandingkan dengan komoditi nonmakanan.

Pada Maret 2016 komoditi makanan menyumbang 73,5% terhadap garis kemiskinan. "Kalau itu dikendalikan maka garis kemiskinan bisa terkendali," kata Suryamin, Senin (18/7).

Suryamin melanjutkan, dua komoditi makanan yang menjadi penyumbang terbesar peningkatan garis kemiskinan yaitu beras dan rokok kretek. Beras menyumbang 21,55% garis kemiskinan perkotaan dan 29,54% garis kemiskinan perdesaan. Sementara rokok menyumbang 9,08% garis kemiskinan perkotaan dan 7,96% garis kemiskinan perdesaan.

Komoditi makanan lainnya yang menjadi penyumbang kenaikan garis kemiskinan, yaitu telur ayam ras, daging ayam ras, mie instan, dan gula pasir. Kemudian roti, bawang merah, tempe, tahu, dan komoditi lainnya.

Untuk komoditi nonmakanan yang menjadi penyumbang terbesar kenaikan garis kemiskinan yaitu perumahan dan listrik. Perumahan menyumbang 9,76% garis kemiskinan perkotaan dan 7,56% garis kemiskinan perdesaan. Sedangkan listrik menyumbang 2,96% garis kemiskinan perkotaa dan 1,54% garis kemiskinan perdesaan.

Komoditi nonmakanan lainnya yang menjadi penyumbang kenaikan garis kemiskinan, yaitu bahan bakar minyak (BBM), pendidikan, perlengkapan mandi, angkutan, dan komoditi lainnya.

Meski secara nasional angka garis kemiskinan sebesar Rp 354.386 per kapita per bulan, sejumlah provinsi mencatatkan garis kemiskinan yang cukup tinggi. Misalnya, Bengkulu Rp 416.428 per kapita per bulan, Bangka Belitung Rp 534.229 per kapita per bulan, dan DKI Jakarta Rp 510.359 per kapita per bulan. "Ini sesuai dengan harga komoditas yang terjadi di tiap provinsi, baik bahan pokok makanan dan nonmakanan," tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×