CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.860   -72,00   -0,46%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Gara-gara Covid-19, jumlah penduduk miskin naik 2,76 juta orang


Senin, 15 Februari 2021 / 12:40 WIB
Gara-gara Covid-19, jumlah penduduk miskin naik 2,76 juta orang
ILUSTRASI. Ilustrasi kemiskinan: Seorang warga membaca koran di bawah saluran air yang berada di atas aliran sungai Ciliwung di kawasan Tanah Abang. KONTAN/Fransiskus Simbolon.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 mendorong bertambahnya masyarakat yang jatuh ke dalam jurang kemiskinan. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, jumlah penduduk miskin per September 2020 sebanyak 27,55 juta orang atau setara dengan 10,19% dari total penduduk. 

Bila dibandingkan dengan September 2019 yang sebanyak 9,22 juta orang, jumlah penduduk miskin pada bulan September 2020 naik 2,76 juta orang atau naik 0,97% poin. 

“Dampak Covid-19 cukup terasa terhadap jumlah penduduk miskin. Bisa dilihat kalau dibandingkan dengan jumlah penduduk miskin di September 2019, masa sebelum pandemi,” jelas Kepala BPS Suhariyanto, Senin (15/2) via video conference.

Covid-19 juga memberikan dampak yang signifikan terhadap peningkatan kemiskinan di perkotaan dan pedesaan. Di daerah perkotaan, jumlah penduduk miskin naik 1,32% poin. Sementara di pedesaan naik 0,60% poin. 

Baca Juga: PDB per kapita turun, Indonesia bisa lebih lama keluar dari middle income trap

“Bahkan, bila melihat secara spasial, hampir seluruh provinsi di Indonesia mengalami peningkatan jumlah penduduk miskin,” tambah Suhariyanto. 

Lebih lanjut, meski ada kenaikan kemiskinan akibat pandemi, Suhariyanto mengatakan peningkatan kemiskinan ini tidak setinggi yang diduga oleh berbagai lembaga. 

Salah satunya, Bank Dunia (World Bank) yang pada Juni 2020 lalu memprediksi tingkat kemiskinan di Indonesia. Dalam laporan tersebut, World Bank membuat simulasi bila tidak ada bantuan dari pemerintah berupa perlindungan sosial, maka angka kemiskinan Indonesia bisa naik 10,7% hingga 11,6%. 

Namun, perhitungan BPS menunjukkan peningaktan kemiskinan Indonesia di bawah 1% poin bila dibandingkan dengan masa pra Covid-19. 

Suhariyanto pun yakin, ini merupakan bukti bahwa program perlindungan sosial yang dirancang oleh pemerintah selama pandemi sangat membantu. 

“Program perlindungan sosial ini sangat membantu, terutama bantuan sosial, untuk lapisan bawah. Apalagi disampaikan pemerintah bakal perluas bantuannya tidak hanya 40% tetrapi juga melebar hingga 60% masyarakat di kelas bawah,” tandas Suhariyanto. 

Selanjutnya: Ekonomi 2020 masih terpusat di Pulau Jawa, ini kata ekonom CORE

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×