Reporter: Ewo Raswa | Editor: Tri Adi
JAKARTA. Kepala Badan Karantina Departemen Pertanian Hari Priyono menegaskan, pemberlakuan perjanjian perdagangan bebas (FTA) antara China dan ASEAN tidak akan mengganggu neraca perdagangan komoditas pertanian Indonesia. Secara keseluruhan, neraca perdagangan pertanian Indonesia masih surplus. Artinya, nilai ekspor kita masih lebih besar ketimbang impor dari China.
Memang, neraca perdagangan komoditas pangan dan hortikultura Indonesia dibandingkan China mengalami defisit. Artinya, nilai impor komoditas pangan dan hortikultura dari China lebih tinggi ketimbang ekspor. "Kita banyak mengimpor buah, bawang putih, kacang-kacangan, jagung dan biji-bijian," cetus Hari di kantornya, Selasa (12/1).
Untung, defisit tersebut tertutup besarnya nilai ekspor komoditas perkebunan seperti kakao, CPO, karet, dan kopi. Makanya, secara keseluruhan neraca perdagangan sektor pertanian masih surplus. Cuma, Hari mengingatkan agar petani segera meningkatkan kualitas produk mereka, supaya bisa bersaing.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News