Reporter: Grace Olivia | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fitch Solutions memprediksi pemerintah akan mencatatkan defisit APBN yang lebih lebar pada tahun ini, yaitu mencapai 2,5% terhadap produk domestik bruto (PDB), dari prediksi sebelumnya yaitu 1,8% PDB.
Lembaga riset risiko negara dan industri ini juga menilai, sentimen wabah Covid-19 yang makin buruk membuat target-target makroekonomi dalam APBN 2020 makin sulit terpenuhi.
Baca Juga: Gara-gara efek virus corona, Fitch prediksi penerimaan APBN 2020 cuma naik 3%
Dalam laporan terbaru, Fitch Solutions Country Risk & Industry Research, penerimaan negara pada tahun ini diproyeksi hanya akan tumbuh sebesar 3% yoy, jauh di bawah target pemerintah 13% dalam APBN 2020.
Pasalnya, target penerimaan dalam APBN didasarkan pada asumsi pertumbuhan ekonomi 5,3% dan harga minyak mentah US$ 65 per barel. Sementara Fitch Solutions memproyeksi, ekonomi Indonesia hanya akan tumbuh sekitar 5,1% dan harga minyak mentah diperkirakan pada level US$ 62 per barel.
Baca Juga: Fitch Solution Group prediksi defisit APBN 2020 capai 2,5% dari PDB
“Kedua asumsi ini sangat ambisius di awal dan sekarang terlihat semakin rentan di tengah besarnya tantangan perekonomian global akibat wabah virus Corona di China,” tulis Fitch Solutions.
Dengan kondisi seperti ini, Fitch Solutions juga menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China dari awalnya 5,9% menjadi hanya 5,6% di 2020.
Baca Juga: Gara-gara virus corona, harga komoditas logam industri tak kunjung bangkit
Padahal, China adalah negara mitra dagang utama Indonesia yang sejak tahun lalu juga telah mencatatkan pertumbuhan ekonomi lebih lemah yaitu hanya 6,1%.
"Penutupan pabrik yang berkepanjangan di China dan larangan perjalanan wisata yang disebabkan oleh epidemi virus Corona akan mengakibatkan berkurangnya permintaan minyak dan umumnya menekan harga komoditas, yang selama ini menjadi andalan utama ekspor Indonesia,” tulis Fitch Solutions.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News