kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.915.000   44.000   2,35%
  • USD/IDR 16.400   -20,00   -0,12%
  • IDX 7.142   47,86   0,67%
  • KOMPAS100 1.041   10,44   1,01%
  • LQ45 812   9,62   1,20%
  • ISSI 224   0,88   0,39%
  • IDX30 424   4,46   1,06%
  • IDXHIDIV20 504   1,88   0,37%
  • IDX80 117   1,34   1,15%
  • IDXV30 119   0,16   0,14%
  • IDXQ30 139   1,43   1,04%

Fitch Pertahankan Peringkat RI, Ekonom: Beri Sentimen Positif untuk Pasar Keuangan


Rabu, 12 Maret 2025 / 16:48 WIB
Fitch Pertahankan Peringkat RI, Ekonom: Beri Sentimen Positif untuk Pasar Keuangan
ILUSTRASI. Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil.


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga pemeringkat Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB (satu tingkat di atas level terendah investment grade) dengan outlook stabil pada 11 Maret 2025.

Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia jangka menengah yang baik serta rasio utang Pemerintah terhadap PDB yang rendah.

Wakil Direktur LPEM FEB UI Jahen Fachrul Rezki menilai, keputusan Fitch mempertahankan peringkat kredit BBB dengan outlook stabil bisa memberikan sentimen positif untuk pasar keuangan dalam negeri.

Baca Juga: Fitch Ratings Pertahankan Peringkat Utang RI, tapi Perekonomian Perlu Diwaspadai

“Minimal memberikan assurance bagi investor bahwa investing di Indonesia masih cukup baik karena rating surat utang yang BBB. Ini juga penting karena kondisi pasar finansial Indonesia juga mengalami gejolak dalam beberapa bulan terakhir,” tutur Jahen kepada Kontan, Rabu (12/3).

Meski demikian kabar positif ini juga perlu disertai kewaspadaan. Pasalnya Fitch juga mencatat beberapa risiko yang perlu diantisipasi, salah satunya adalah tren kenaikan rasio utang terhadap PDB, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 40,4% pada 2025, naik dari kisaran 38% pada 2024.

Selain itu, Fitch juga memberikan peringatan terkait perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diproyeksikan hanya 5% pada 2025 dan turun ke 4,9% pada 2026.

Melihat proyeksi tersebut, Jehan menyebut pemerintah perlu lagi waspada terhadap kebijakan fiskal yang tidak prudent, spending yang kurang efektif atau tidak perlu, gejolak politik dalam negeri, serta faktor luar negeri di era suku bunga masih tinggi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Digital Marketing for Business Growth 2025 : Menguasai AI dan Automation dalam Digital Marketing

[X]
×