kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri: Penanganan wabah corona lambat, ekonomi jadi susah diprediksi


Minggu, 26 April 2020 / 06:17 WIB
Faisal Basri: Penanganan wabah corona lambat, ekonomi jadi susah diprediksi
ILUSTRASI. Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia.


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior dan pendiri Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai penanganan wabah virus corona di Indonesia masih sangat lambat, khususnya mengenai rapid test.

"Saat ini kita baru melakukan 50.000 tes, dan itu yang membuat kita tidak pernah tahu sampai kapan virus ini akan berlangsung. Makin berat prediksi Indonesia, jangan harapkan ekonomi tumbuh dalam kondisi seperti ini," ujar Faisal di dalam telekonferensi daring, Jumat (24/4).

Faisal tidak memungkiri bahwa sektor riil akan terkena dampak paling besar. Namun sebenarnya, pemerintah dapat mempersiapkan mitigasi sebaik mungkin apabila Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) yang dikeluarkan adalah mengenai penanganan pandemi, bukan penanganan sektor keuangan.

Baca Juga: Faisal Basri minta pemerintah tunda proyek ibu kota baru

Menurutnya, penanganan ekonomi dengan cara paling canggih sekalipun akan sia-sia apabila ditangani dengan cara yang masih terkesan amatir.

"Pembatasan sosial berskala besar (PSBB) baru diizinkan, indikatornya korban yang meninggal. Kalau korban meninggal sedikit nggak akan PSBB, ini yang buat repot," papar dia.

Faisal mengklaim ia sudah sangat sering menyuarakan agar kegiatan mudik bisa dikendalikan secepatnya. Bahkan sebelum pemerintah membuat kebijakan pelarangan mudik.

Namun, realisasinya baru dilakukan ketika sudah banyak masyarakat yang melakukan mudik. Hal seperti inilah yang membuat kondisi semakin sulit untuk diprediksi.

Bahkan, menurut Faisal, saat ini prediksi ekonomi Indonesia pun akan selalu berubah mengikuti tren data terbaru. Misalnya, seperti data puncak penyebaran virus, apakah akan ada gelombang kedua, data pasien yang dirawat dan sebagainya.

"Kita agak blank dan agak sulit karena data-data kita repot. Hal-hal ini membuat semakin sulit bagi scientist, utamanya ahli epidemologi, ahli modelling untuk memperkirakan Indonesia, karena path-nya tidak jelas. Daily case di Indonesia sangat fluktuatif," kata Faisal.

Faisal berharap, pemerintah dapat mengeluarkan dana penanganan secepat dan semudah mungkin agar bisa mendapatkan test kit dari berbagai negara. Ini dilakukan untuk mempercepat test corona di Indonesia, sekaligus mengingatkan bahwa fokus utama saat ini adalah untuk melawan virus.

Baca Juga: Faisal Basri prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia bisa negatif 2,5%

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×