kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Faisal Basri minta pemerintah tunda proyek ibu kota baru


Sabtu, 25 April 2020 / 23:50 WIB
Faisal Basri minta pemerintah tunda proyek ibu kota baru
ILUSTRASI. Faisal Batubara atau lebih dikenal sebagai Faisal Basri adalah ekonom dan politikus asal Indonesia. Foto/KONTAN/Djumyati Partawidjaja


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom senior dari Universitas Indonesia Faisal Basri meminta agar pemerintah bisa menunda berbagai proyek yang sekiranya bisa ditunda, seperti proyek pemindahan ibu kota dan kereta cepat.

Usulan mengenai penundaan proyek ini dituturkan, agar pemerintah bisa fokus dalam menangani pandemi virus Corona di Indonesia.

Terlebih, pemerintah telah mengantisipasi adanya pelebaran defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 sampai dengan 5,07% dari produk domestik bruto (PDB).

Baca Juga: Soal perbedaan mudik dan pulang kampung menurut Jokowi, begini kata sosiolog

"Ini kalau kita krisis, maka tundalah apa yang bisa ditunda. Tapi kalau kita lihat ketua Bappenas bilang proyek ibu kota jalan terus. Kalau ibu kota barangkali ditunda sampai 2030 kan Indonesia tidak akan mati kalau tidak punya ibu kota baru," ujar Faisal di dalam telekonferensi daring, Jumat (24/4).

Sama halnya dengan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung. Menurut Faisal, proyek kereta cepat perlu dibatalkan karena pembiayaannya semakin tidak jelas. Ia juga menilai bahwa proyek ini bukanlah proyek kereta, melainkan proyek properti.

"Pembiayaannya makin nggak jelas, proyeknya juga nggak bagus-bagus amat, sudah batalkan. Jadi intinya pembatalan proyek," lanjut dia.

Faisal menjelaskan, pemerintah perlu memiliki komitmen dan lebih memperhatikan berbagai proyek yang tengah berjalan. Apabila ada proyek infrastruktur yang dirasa mubazir dan terlalu banyak memakan biaya, maka proyek tersebut perlu untuk didesain ulang.

Baca Juga: Kebijakan social distancing saat wabah corona membawa dampak baik bagi planet bumi

Faisal khawatir, apabila pemerintah banyak melakukan investasi terhadap proyek tetapi hasilnya tidak terlalu bagus, maka beban utang akan semakin besar.

"Harus ada komitmen baru yang menunjukkan, 'Ini loh bahwa selama ini pembangunan infrastruktur ada yang mubazir, terlalu banyak, oleh karena itu harus didesain ulang proyek-proyeknya'. Saya takut sekali investasi ini berujung pada hasil yang sedikit, akibatnya utangnya makin besar," kata Faisal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×