kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Faisal Basri minta tak gunakan istilah gas & rem dalam kebijakan corona, ini sebabnya


Kamis, 07 Januari 2021 / 15:25 WIB
Faisal Basri minta tak gunakan istilah gas & rem dalam kebijakan corona, ini sebabnya
ILUSTRASI. Ekonom senior Faisal Basri minta agar tak gunakan istilah rem dan gas dalam penanganan pandemi corona. Ini sebabnya. Foto/KONTAN/Djumyati Partawidjaja


Reporter: Titis Nurdiana | Editor: Titis Nurdiana

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Ekonom senior Faisal Basri menyoal istilah gas rem darurat dalam kebijakan penanganan corona atau Covid-19. Faisal Basri minta agar semua kalangan tak menggunakan gas rem darurat dalam masalah corona.

Dalam cuitan di Twitter, Rabu (6/1) Faisal mohon dengan sangat agar jangan menggunakan istilah gas dan rem. “Jangan lagi pakai istilah gas dan rem. Nyawa manusia jangan dijadikan  trial dan error alias coba-coba,” tulis Faisal dalam akun Instagramnya.

Lebih lanjut Faisal juga menyebut bahwa, penyebaran virus corona bisa diprediksi dengan keakurasian tinggi jika datanya kredibel.

Baca Juga: Gas rem masih jadi andalan Indonesia hadapi pandemi corona

Walhasil, kebijakan penanganan pandemi juga harus diambil berdasarkan ilmu pengetahuan dan dara yang akurat dan kredibel. Jika basisnya benar, segala langkah kebijakan penanganan corona atau Covid-19 niscaya terukur.

“Gas dan rem itu adalah cerminan ugal-ugalan dan miskin perencanaan," ujarnya.

Menurutnya, kebijakan penanganan corona tak perlu gas dan rem, apalagi dilakukan mendadak. “Akibatnya, ongkos ekonominya pun sedikit tinggi,” ujar Faisal.

Istilah gas dan rem dilontarkan Menteri Keuangan Sri Mulyani atas kebijakan  ekonomi di tengah kenaikan penyebaran corona yang makin massif.

Kenaikan tingkat penyebaran corona atau Covid-19 khususnya di Pulau Jawa dan Bali membuat pemerintah memberlakukan kebijakan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM.

Baca Juga: Jokowi ingatkan Indonesia berpotensi lockdown bila penyebaran Covid-19 tak terbendung

Menurut Sri Mulyani, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM harus diambil agar perekonomian tak semakin buruk. "Kebijakan gas dan rem yang diterapkan pemerintah akan sangat bergantung pada perkembangan kasus corona yang saat ini terus meningkat," kata Sri Mulyani.

Kata Sri Mulyani, pembatasan pasti akan berdampak kepada perekonomian. “Namun kalau itu enggak dilakukan akan getting worse, maka perekonomian juga akan buruk," ujar Ani, panggilan karib Menkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×