kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Faisal Basri: Jalan tol memperlancar mudik, tapi logistik nggak


Kamis, 14 Februari 2019 / 20:09 WIB
Faisal Basri: Jalan tol memperlancar mudik, tapi logistik nggak


Reporter: Mochammad Fauzan | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri menilai, infrastruktur tol yang tengah dibangun pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat ini kurang efisien untuk menekan biaya logistik secara nasional. 

Faisal mengatakan, jika biaya logistik ingin turun sebaiknya diangkut lewat jalur laut. Menurutnya, kapal laut bisa membawa muatan yang lebih banyak dan dapat menjangkau ke berbagai kepulauan di Indonesia. "Malah yang tadinya lewat laut sekarang lewat darat karena sudah ada tol," ujar Faisal, Kamis, (14/2).

Faisal menambahkan, logistik akan turun dan Indonesia akan hebat apabila beralih akomodasi dari truk menggunakan kapal laut. Menurutnya, mengenai pembangunan infrastuktur Indonesia belum berbasis maritim sebagai negara kepulauan, hal tersebut akan berdampak dengan stabilitas ekonomi dan harga barang. "Itu jalan tol bukan solusi, kalau solusi untuk memperlancar mudik iya, tapi logistik nggak," Ujar Faisal, Kamis, (14/2).

Meskipun demikian, pembangunan infrastruktur hingga sekarang ini seperti jalan tol Trans Sumatera dan tol Trans Jawa mampu safety cost distribusi. Namun, hal tersebut belum berdampak ke perekonomian nasional.

Faisal memaparkan beberapa indikator masih mahalnya biaya logistik yakni, harga duku di sebuah minimarket Malang yang pada tahun 2018 mencapai Rp49.950/kg. Padahal, kata dia, di tempat asalnya, Pontianak, saat panen hanya Rp 5.000 per kg.

Menurutnya, yang terjadi saat ini pada buah lokal yang harganya lebih mahal ketimbang buah impor. Alasannya, buah impor diangkut lewat kapal laut yang menjadikan biaya logistiknya menjadi lebih murah. "Mangga dari Brasil, jeruk dari China diangkut pakai kapal 20.000 ton sekali angkut. Maka ongkosnya nol bisa dibilang," ucapnya

Menurut Faisal, dengan adanya pembangunan infrastruktur berbasis maritim dengan memperkuat transportasi laut, sebab manfaat yang diterima akan memotong cost yang cukup siginifikan, harga komoditas pun nantinya akan merata di seluruh wilayah Indonesia. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×