kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erick Thohir: Dari total laba BUMN Rp 210 triliun, 76% hanya dari 15 BUMN


Senin, 02 Desember 2019 / 14:01 WIB
Erick Thohir: Dari total laba BUMN Rp 210 triliun, 76% hanya dari 15 BUMN
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir mengikuti Sidang Kabinet Paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (14/11/2019).


Reporter: Vendi Yhulia Susanto | Editor: Azis Husaini

KONTAN.CO.ID -JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan, total laba 142 BUMN mencapai Rp 210 triliun di 2018. Akan tetapi, hanya 15 perusahaan BUMN yang memiliki kontribusi terbanyak dari total pendapatan itu.

"Laba yang bisa dihasilkan kurang lebih Rp 210 triliun, tapi 76% lebih, dari 15 perusahaan, kata Erick saat Rapat Kerja dengan Komisi VI, Senin (2/12).

Baca Juga: Kabar Susi dan Jonan jadi petinggi BUMN, ini kata Erick Thohir

Ia menyebutkan, 15 perusahaan yang berkontribusi itu diantaranya bergerak di bidang minyak dan gas, telekomunikasi, dan perbankan.

Maka itu, Erick berjanji akan memperbaiki tata kelola seluruh BUMN ke depannya agar kontribusi pendapatan tidak hanya berasal dari 15 perusahaan tersebut.

BUMN merugi

Perbaikan tata kelola itu diantaranya dengan perbaikan sistem birokrasi, restrukturisasi hutang, dan perbaikan bisnis model.

Baca Juga: Kabar Susi dan Jonan jadi petinggi BUMN, ini kata Erick Thohir

Dalam kesempatan yang sama, Kementerian keuangan (Kemenkeu) mencatat ada tujuh BUMN dengan kinerja keuangan merugi sepanjang 2018.

Catatan Kemenkeu tujuh BUMN tersebut. yakni, pertama, PT Krakatau Steel Tbj dikarenakan beban keuangan selama konstruksi. Kedua, PT PAL lantaran meningkatnya beban lain-lain hingga tiga kali lipat akibat kerugian nilai tukar dan kerugian entitas asosiasi yaitu PT GE Power Solution Indonesia.

Ketiga, Perum Bulog rugi akibat kelebihan pengakuan pendaptan atas penyaluran Rastra sehingga BULOG harus melakukan pembebanan koreksi pendapatan di tahun 2018.

Baca Juga: Orias Petrus Moedak, Alumni Unpad yang kini pimpin perusahaan beraset Rp 162 triliun

Keempat, PT Sang Hyang Seri karena inefisiensi bisnis, beban bunga, dan perubahan kebijakan pemerintah dalam mekanisme pengadaan benih. Kelima, PT Petani karena alasan yang sama.  

Keenam, PT Dirgantara Indonesia lantaran pembatalan kontrak dan order tidak mencapai target. Ketujuh, PT DokKodja Bahari disebabkan beban administrasi dan umum yang terlalu tinggi yakni mencapai 58% dari pendapatan perusahaan.

Baca Juga: Dana PMN mandek di BUMN hingga Rp 11,36 triliun

Namun demikian ada 34 BUMN yang masih bisa mencatatkan laba. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan beberapa BUMN diharapkan memberikan manfaat sosial dan ekonomi yang lebih tinggi dibandingkan dehan cost of fund dari Penyertaan Modal Negara (PMN).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×