kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Erick Thohir melawan mafia alkes, begini strateginya


Senin, 20 April 2020 / 04:26 WIB
Erick Thohir melawan mafia alkes, begini strateginya
ILUSTRASI. Menteri BUMN Erick Thohir (tengah) berbincang dengan petugas medis saat mengecek kesiapan di salah satu ruang modular di Rumah Sakit Pertamina Jaya, Cempaka Putih, Jakarta, Senin (6/4/2020). Rumah Sakit darurat COVID-19 tersebut berkapasitas sebanyak 160


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai selama ini Indonesia masih cenderung memilih melakukan impor bahan baku obat-obatan dan alat kesehatan, ketimbang memproduksi sendiri dari dalam negeri. Padahal, Indonesia disebut memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan baku obat-obatan maupun alat kesehatan. 

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinalungga mengatakan, hal tersebut lah yang membuat Erick Thohir pun beranggapan selama ini ada mafia yang membuat Indonesia terus menerus melakukan impor bahan baku obat dan alat kesehatan. 

"Kita melihat perilaku saja, lebih senang trading daripada membuat sendiri. Apakah ada keuntungannya lebih besar, kenapa sampai lama betul begitu terus enggak ada usaha buat di sini," tutur Arya, Minggu (19/4/2020). 

Baca Juga: Erick Thohir: Ada mafia besar yang buat bangsa kita sibuk impor alat kesehatan

Menurutnya, Indonesia memiliki kemampuan untuk memproduksi bahan baku obat maupun alat kesehatan. Namun, pada kenyataannya bahan baku obat dan alat kesehatan masih didominasi impor. 

"Industri farmasi alat kesehatan mencapai di atas 90% impor. Kemudian bahan baku obat pun demikian di atas 90%. Ini kondisi nyata yang dilihat Erick Thohir," ujarnya. 

Oleh karenanya untuk mengatasi hal tersebut, Erick Thohir mendorong berbagai pihak dalam negeri untuk memproduksi bahan obat dan alat kesehatan. Dengan adanya produksi dari dalam negeri, demand akan obat dan alat kesehatan diharapkan mampu terpenuhi. Sehingga, secara otomatis ketergantungan terhadap impor akan berkurang. 

Baca Juga: BKPM catat izin sektor kesehatan meningkat hingga 4.042 IOK per 14 April 2020

"Dengan kita produksi dalam negeri kan otomatis yang main trader hilang, karena dipenuhi produksi dalam negeri," katanya. 

Ventilator disebut sebagai salah satu produk alat kesehatan yang mampu diproduksi dalam negeri. Terbukti, Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung dalam kurun waktu satu bulan mampu memproduksi alat kesehatan yang membantu pasien untuk bernapas tersebut. 

Baca Juga: Kemenkeu: Rumah Sakit dapat ajukan klaim covid-19 ke Kemenkes

"Walau bukan untuk ICU, masih bisa (digunakan). Kalau lolos uji klinis kita produksi semua," ucap Arya. 

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, saat ini mayoritas bahan baku untuk obat-obatan dan alat kesehatan yang beredar di Indonesia masih impor. 

“Mohon maaf kalau saya bicara ini, sangat menyedihkan kalau negara sebesar Indonesia ini, 90 persen bahan baku dari luar negeri untuk industri obat. Sama juga alat kesehatan, mayoritas dari luar negeri,” ujar Erick usai meninjau RS Pertamina Jaya, Kamis (16/4/2020). 

Baca Juga: Kemendag potong anggaran Rp 731,7 miliar untuk tangani Covid-19

Menurut Erick, mewabahnya virus corona di Indonesia harus dijadikan cambukan untuk mengubah hal tersebut. Dengan demikian, nantinya bangsa Indonesia tak akan lagi tergantung dengan negara lain. 

“Saya mohon maaf kalau menyinggung beberapa pihak. Janganlah negara kita yang besar ini selalu terjebak praktik-praktik yang kotor, sehingga alat kesehatan mesti impor, bahan baku mesti impor,” kata Erick.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Cara Erick Thohir Lawan Mafia Alkes"
Penulis : Rully R. Ramli
Editor : Yoga Sukmana

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×