kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Epidemiolog desak work from home kembali dilakukan, ini alasannya


Selasa, 28 Juli 2020 / 04:31 WIB
Epidemiolog desak work from home kembali dilakukan, ini alasannya
ILUSTRASI. Angka kasus corona di Indonesia menembus angka psikologis 100.000. Epidemiolog menyarankan agar work from home kembali dilakukan. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/foc.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada Senin (27/7/2020), kasus infeksi Covid-19 di Indonesia menembus angka psikologis. Jumlahnya kini mencapai 100.303 kasus. Ini menjadikan Indonesia sebagai negara dengan kasus Covid-19 tertinggi di Asia Timur dan Asia Tenggara. 

Jumlah itu diperoleh setelah adanya tambahan 1.525 kasus baru. Selain kasus infeksi mencapai 100.303, Indonesia juga memiliki angka kematian Covid-19 sebanyak 4.838 kasus. Jawa Timur masih menjadi provinsi dengan kasus tertinggi, disusul DKI Jakarta dan Sulawesi Selatan. 

Sementara itu, sejumlah wilayah seperti DKI Jakarta dan Jawa Timur yang sebelumnya mengalami penurunan kasus, kini kembali meninggi karena munculnya klaster-klaster baru. Dalam beberapa hari terakhir, klaster perkantoran menyumbang angka kasus infeksi tertinggi di Indonesia. 

Baca Juga: Sejumlah klaster penularan Covid-19 meningkat, Satgas minta monitoring ketat

Kaji ulang pembukaan kantor 

Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman mengingatkan, pemerintah perlu mengkaji ulang pembukaan kantor di sektor non-esensial. Menurutnya, kantor di sektor non-esensial sebaiknya ditutup dan menerapkan kembali work from home (WFH) sampai akhir tahun, termasuk sektor pendidikan. 

"Kantor dan sekolah harus ditutup sampai akhir tahun. Tak ada pilihan lain buat Indonesia, kecuali mau membuat risiko terjadinya lonjakan besar kasus infeksi dan kematian," kata Dicky saat dihubungi Kompas.com, Senin (27/7/2020). 

Baca Juga: UPDATE corona Jawa Timur Senin 27 Juli positif 20.812, sembuh 12680, meninggal 1.608

Dicky juga memberikan catatan, penutupan kantor non-esensial dan sekolah harus dilakukan secara serentak dengan kedisiplinan penuh dari masyarakat. Sebab, Indonesia tak mungkin menerapkan kembali penguncian atau Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang berdampak besar pada ekonomi negara.




TERBARU

[X]
×