kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Empat jurus BI menjaga rupiah tetap stabil


Kamis, 03 Mei 2018 / 21:08 WIB
Empat jurus BI menjaga rupiah tetap stabil
ILUSTRASI. Diseminasi Laporan Perekonomian Indonesia di Makassar


Reporter: Danielisa Putriadita | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - MAKASSAR. Rapat Federal Open Market Committee (FOMC), Rabu (3/5) memutuskan suku bunga Amerika Serikat (AS) dipertahankan di level 1,5%-1,75%. Sebelumnya, The Fed menaikkan suku bunga pada Maret 2018

Meski saat ini suku bunga AS masih belum naik, Bank Indonesia (BI) tetap waspada dengan mengkalkulasi kemungkinan kenaikan suku bunga AS dua kali hingga tiga kali lagi di tahun ini.

Menyikapi rencana kenaikan suku bunga AS, di tahun ini BI menyiapkan empat kebijakan guna menstabilkan nilai tukar rupiah terhadap sentimen kenaikan suku bunga negeri paman sam tersebut.

Dody Budi Waluyo Deputi Gubernur Bank Indonesia mengatakan keempat kebijakan tersebut adalah, pertama BI akan senantiasa berada di pasar untuk memastikan tersedianya likuiditas dalam jumlah yang memadai baik valas maupun rupiah.

"Dalam menjaga likuiditas kita akan terus berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga dan menyarankan untuk lindung nilai tetap dilakukan kepada beberapa perusahaan terutama BUMN," kata Dody dalam acara Laporan Perekonomian Indonesia 2017 di Makassar, Rabu (3/5).

Kedua, BI akan memantau dengan seksama perkembangan perekonomian global dan dampaknya terhadap perekonomian domestik.

Ketiga, BI akan mempersiapkan dua line of defense bersama dengan institusi eksternal. "Kita akan terus perkuat sumber pendanaan dan cadangan devisa," kata Dody.

Keempat, apabila tekanan terhadap nilai tukar terus berlanjut serta berpotensi mengganggu stabilitas perekonomian, BI tidak menutup kemungkinan untuk menaikkan suku bunga.

Pada dasarnya Dody melihat secara fundamental ekonomi Indonesia kuat dan rupiah harusnya bisa menguat. Sentimen eksternal saat ini terlampau kuat mempengaruhi domestik. Di lain sisi Dody menyadari dari domestik pun juga bukan berarti tidak memiliki masalah.

"Saat ini kita masih terus lakukan perbaikan dengan reformasi struktural, peningkatan ekspor melalui perkembangan manufaktur, pendalaman pasar valas masih tengah berjalan," kata Dody.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×