Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II tahun ini sebesar 5,01% year on year (yoy). Angka itu sama persis dengan angka kuartal I 2017. Namun dibanding kuartal II 2016 yang mencapai 5,18% pencapaian di kuartal II 2017 melambat.
Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi semester I 2017 mencapai 5,01% yoy, melambat dari semester I 2016 yang sebesar 5,04% yoy.
Oleh karena itu, pemerintah menyatakan konsumsi masyarakat yang memberikan dampak paling besar terhadap sisi permintaan dari gross domestic product / GDP akan diperhatikan.
“Nampaknya kita perlu perhatikan sesuai tingkat inflasi yang terjadi. Memang lebih tinggi dari tahun lalu sehingga mungkin itu akan menekan konsumsi kita pada kuartal kedua,” ujar Menteri Keuangan Sri Mulyani di Hotel Hyatt, Selasa (8/8).
Ekonom senior Indef Didik Rachbini menilai, untuk mendongkrak daya beli dalam jangka pendek ada empat hal yang bisa dilakukan oleh pemerintah. Pertama, jangan terlalu ketat mengejar pajak dari masyarakat.
Kedua, mendorong dana yang banyak tersimpan di bank-bank pemda supaya jangan disimpan. “Ketiga, program dana desa harus cepat distribusinya ke masyarakat. Itu akan meningkatkan daya beli,” ujarnya.
Kemudian keempat, membuat program-program spesial yang bersifat cepat, misalnya membangun jalan di desa, mendorong siapa punya tanah untuk bikin pasar desa, atau bendungan kecil yang hanya butuh biaya kecil.
“Dalam keadaan stagnasi di zaman dulu, dalam keadaan krisis, pemerintah mengeluarkan cash untuk membangun infrastruktur kecil-kecil itu dampaknya besar,” ucapnya.
Sementara itu, sudah ada program pemerintah untuk dapat mengakselarasi pertumbuhan ekonomi, seperti program yang langsung bisa dimanfaatkan oleh masyarakat, yakni program keluarga harapan (PKH), rastra, dan lain-lain. Menurut Sri Mulyani, hal ini bersifat memberi support kepada masyarkat untuk mengurangi beban mereka
"Dengan demikian akan bisa diakselarasi, eksekusinya memang akan terlambat. Namun, itu akan bisa meningkatkan kapasitas dari masyarakat terutama menengah ke bawah untuk bisa mendapatkan momentum untuk meningkatkan konsumsinya,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News