Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Johana K.
JAKARTA. Meski optimisme konsumen Juli 2017 naik tipis dibanding bulan sebelumnya, konsumsi masyarakat ke depan masih rentan dan perlu dicermati. Ekonom melihat masih ada sejumlah risiko yang dapat mempengaruhi daya beli.
Apalagi, hasil survei konsumen Bank Indonesia (BI) pada Juli 2017 menunjukkan bahwa optimisme masyarakat dengan penghasilan lebih dari Rp 5 juta menurun, berbanding terbalik dengan optimisme masyarakat dengan penghasilan Rp 1 juta-Rp 2 juta dan Rp 3 juta-Rp 4 juta yang justru meningkat.
Tak hanya itu, hasil survei tersebut juga menunjukkan bahwa porsi pendapatan konsumen yang digunakan untuk pembayaran cicilan meningkat. Sehingga, porsi untuk pengeluaran konsumsi dan tabungan turun.
Ekonom SKHA Institute for Global Competitiveness Eric Sugandi mengatakan, meningkatnya porsi pembayaran cicilan kemungkinan digunakan untuk pembelian barang tahan lama di Juli. Sebab, "pembelian durable goods untuk penghasilan Rp 5 juta ke atas turun drastis di Juli dibanding Juni," kata Eric kepada KONTAN, Selasa (8/8).
Eric melihat, potensi pelemahan data beli masyarakat dan konsumsi rumah tangga masih akan tertekan. Apalagi, tak ada lagi faktor Ramadan yang bisa mendorong konsumsi rumah tangga di kuartal ketiga tahun ini. "Secara seasonal, tidak ada lagi faktor pendorong konsumsi di kuartal III 2017," tambah dia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News