Reporter: Noverius Laoli | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Kenaikan harga elpiji non subsidi 12 kilogram sebesar Rp 3.959 per kg membuat masyarakat makin terjepit. Padahal sebelumnya, harga elpiji 12 kg per tabung sebesar Rp 70.200 dari agen menjadi Rp 117.708 per tabung. Sementara harga di pasaran atau sampai kepada masyarakat melonjak sebesar Rp 140.000 per tabung. Kontan harga tersebut membuat masyarakat mengeluh.
Melihat situasi itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang tengah melakukan kunjungan kerja Ke Jawa Timur memerintahkan Wakil Presiden Boediono yang berada di Jakarta untuk mengadakan rapat koordinasi antarkementerian dan instansi/BUMN menyikapi keputusan kenaikan harga elpiji tersebut.
Juru Bicara Presiden Julian Aldrin Pasha mengatakan, SBY mendengar keluhan mengenai kenaikan harga gas elpiji 12 kg di masyarakat. SBY kata Julian melihat bahwa kenaikan harga elpiji sebagai aksi atau keputusan korporasi berdasarkan pertimbangan bisnis semata.
"Berkenaan isu elpiji, hari ini dari Surabaya, Presiden telah memberikan arahan kepada Wapres agar segera melakukan langkah koordinasi antarkementerian dan instansi/BUMN terkait menyikapi keputusan kenaikan harga elpiji. Wapres harus melaporkan kepada Presiden hasil rapat koordinasi yang dipimpin," ujar Julian dalam pesan singkatnya, Sabtu (4/1).
Setelah mengadakan rapat koordinasi, SBY memerintahkan Wapres dan para menteri terkait untuk menjelaskan kepada publik hasil rapat tersebut. Diharapkan dengan demikian, kerisauan publik bisa diatasi. Meski begitu, Julian tidak menjelaskan apakah memang presiden menginginkan agar kenaikan harga gas elpiji 12 kg dibatalkan atau tidak.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News