kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.299   11,00   0,07%
  • IDX 6.743   -59,82   -0,88%
  • KOMPAS100 996   -9,99   -0,99%
  • LQ45 769   -7,75   -1,00%
  • ISSI 211   -1,14   -0,54%
  • IDX30 399   -2,67   -0,66%
  • IDXHIDIV20 482   -2,50   -0,52%
  • IDX80 112   -1,09   -0,96%
  • IDXV30 119   0,01   0,01%
  • IDXQ30 131   -0,98   -0,74%

Elit Polri diminta tidak lupakan penembakan polisi


Rabu, 09 Oktober 2013 / 13:14 WIB
Elit Polri diminta tidak lupakan penembakan polisi
ILUSTRASI. Produsen plastik kemasan PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Selama empat bulan terakhir terjadi 25 kasus penembakan misterius di seluruh wilayah Indonesia dan hanya satu pelakunya yang terungkap.

Dari jumlah tersebut, ada delapan kali penyerangan langsung pada polisi hanya dalam tiga bulan terakhir. Namun sampai hari ini, polisi terkesan melupakan kasus penembakan ini karena sibuk suksesi kapolri.

Hal itu dikatakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima KONTAN, Rabu (9/10).

"Kasus penembakan misterius terhadap polisi kelas bawah saat ini seakan terlupakan. Elit-elit Polri tampaknya lebih sibuk bermanuver untuk suksesi kapolri baru ketimbang berupaya membantu memberi strategi untuk memburu pelaku penembakan," tutur Neta.

Padahal, laju Neta, ketidakmampuan Polri mengungkap kasus penembakan ini juga berdampak pada citra Bareskrim yang dipimpin Komisaris Jenderal Sutarman.

Karena itu, Indonesia Police Watch (IPW) mengingatkan, selama empat bulan terakhir terjadi 25 kasus penembakan misterius di seluruh wilayah Indonesia dan hanya satu pelakunya yang tertangkap.

Dalam kasus penembakan ini tanggungjawabnya tak bisa hanya dilimpahkan ke polda semata. Bareskrim sebagai satuan tertinggi reserse dan kriminal harus ikut bertanggungjawab untuk mengungkap kasus2 penembakan ini.

Apalagi, kasus penembakan misterius itu juga menjadikan polisi sebagai korban. Dalam tiga bulan ada delapan kali penyerangan pada polisi.

Enam polisi ditembak, satu polisi dirampok saat bertugas dan satu lagi rumah polisi ditembaki. Ironisnya hingga kini tidak satu pun pelakunya tertangkap. Bahkan tidak ada progres penanganan kasus tersebut yang dipublikasikan Polri ke masyarakat.

IPW berharap elit-elit Polri jangan hanya larut pada manuver pencalonan kapolri. Sebab kasus penembakan ini sangat membuat masyarakat resah.

Aksi penembakan terhadap polisi yang semula terjadi di wilayah pinggiran dan kini mulai bergeser ke pusat ibukota menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi banyak pihak.

Jika aksi penembakan ini tidak segera diungkap, kata Neta, masyarakat semakin tidak percaya lagi bahwa Polri akan mampu menjaga keamanan warga.

Wong, menjaga keamanan dirinya saja tidak mampu. Selain itu, jika kasus ini tidak terungkap tentu akan membuat keluarga korban merasa terdzalimi rasa keadilannya,” kata Neta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×