kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   11.000   0,75%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Elit Polri diminta tidak lupakan penembakan polisi


Rabu, 09 Oktober 2013 / 13:14 WIB
Elit Polri diminta tidak lupakan penembakan polisi
ILUSTRASI. Produsen plastik kemasan PT Sinergi Inti Plastindo Tbk (ESIP).


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Selama empat bulan terakhir terjadi 25 kasus penembakan misterius di seluruh wilayah Indonesia dan hanya satu pelakunya yang terungkap.

Dari jumlah tersebut, ada delapan kali penyerangan langsung pada polisi hanya dalam tiga bulan terakhir. Namun sampai hari ini, polisi terkesan melupakan kasus penembakan ini karena sibuk suksesi kapolri.

Hal itu dikatakan Ketua Presidium Indonesia Police Watch Neta S Pane dalam siaran persnya yang diterima KONTAN, Rabu (9/10).

"Kasus penembakan misterius terhadap polisi kelas bawah saat ini seakan terlupakan. Elit-elit Polri tampaknya lebih sibuk bermanuver untuk suksesi kapolri baru ketimbang berupaya membantu memberi strategi untuk memburu pelaku penembakan," tutur Neta.

Padahal, laju Neta, ketidakmampuan Polri mengungkap kasus penembakan ini juga berdampak pada citra Bareskrim yang dipimpin Komisaris Jenderal Sutarman.

Karena itu, Indonesia Police Watch (IPW) mengingatkan, selama empat bulan terakhir terjadi 25 kasus penembakan misterius di seluruh wilayah Indonesia dan hanya satu pelakunya yang tertangkap.

Dalam kasus penembakan ini tanggungjawabnya tak bisa hanya dilimpahkan ke polda semata. Bareskrim sebagai satuan tertinggi reserse dan kriminal harus ikut bertanggungjawab untuk mengungkap kasus2 penembakan ini.

Apalagi, kasus penembakan misterius itu juga menjadikan polisi sebagai korban. Dalam tiga bulan ada delapan kali penyerangan pada polisi.

Enam polisi ditembak, satu polisi dirampok saat bertugas dan satu lagi rumah polisi ditembaki. Ironisnya hingga kini tidak satu pun pelakunya tertangkap. Bahkan tidak ada progres penanganan kasus tersebut yang dipublikasikan Polri ke masyarakat.

IPW berharap elit-elit Polri jangan hanya larut pada manuver pencalonan kapolri. Sebab kasus penembakan ini sangat membuat masyarakat resah.

Aksi penembakan terhadap polisi yang semula terjadi di wilayah pinggiran dan kini mulai bergeser ke pusat ibukota menimbulkan kekhawatiran tersendiri bagi banyak pihak.

Jika aksi penembakan ini tidak segera diungkap, kata Neta, masyarakat semakin tidak percaya lagi bahwa Polri akan mampu menjaga keamanan warga.

Wong, menjaga keamanan dirinya saja tidak mampu. Selain itu, jika kasus ini tidak terungkap tentu akan membuat keluarga korban merasa terdzalimi rasa keadilannya,” kata Neta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×