kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekspor lesu, Danareksa Research perkirakan neraca dagang April defisit US$ 950 juta


Kamis, 14 Mei 2020 / 17:13 WIB
Ekspor lesu, Danareksa Research perkirakan neraca dagang April defisit US$ 950 juta
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara,


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Danareksa Research Institute (DRI) melihat neraca perdagangan Indonesia di April 2020 berpotensi defisit. Lembaga tersebut memperkirakan defisit akan sebesar US$ US$ 950 juta atau US$ 0,95 miliar.

Defisit neraca dagang tersebut disebabkan oleh kinerja ekspor yang lebih rendah daripada kinerja ekspor. DRI mencatat, ekspor pada bulan tersebut sebesar US$ 12,93 miliar sementara impor akan sebesar US$ 13,88 miliar. 

"Turunnya harga komoditas dan penurunan aktivitas manufaktur hingga semakin merebaknya Covid-19 pada April 2020 menyebabkan menurunnya laju ekspor Indonesia," ujar DRI dalam laporan yang diterima Kontan.co.id, Kamis (14/5). 

Baca Juga: Para ekonom ini prediksi kinerja ekspor-impor Indonesia bulan April turun tajam

Penurunan kinerja ekspor tak lepas dari Leading Economic Indicator (LEI) yang melemah di negara-negara mitra dagang Indonesia, seperti contohnya China yang indikatornya ambles 20,3% mom. 

Secara keseluruhan, bahkan rerata LEI pada bulan Februari 2020 terkontraksi 3,88% mom alias melanjutkan tren penurunan dari bulan Januari 2020 yang sebesar 4,33% mom. 

Sementara dari sisi manufaktur, terindikasi pelemahan industri di beberapa mitra dagang Indonesia seperti China, Jepang, dan Uni Eropa. Bahkan, indeks kinerja manufaktur negara-negara tersebut berada di bahwa level ekspansif yang sebesar 50. 

"Permintaan baru dari negara-negara tersebut tumbuh lebih lamabat. Aktivitas manufaktur telah digerogoti Covid-19 apalagi dengan beberapa pabrik yang idtutup sementara sehingga menyebabkan sulitnya permintaan dari negara mitra dagang. Kami melihat bahkn belum ada peningkatan permintaan yang signifikan dalam waktu dekat ini," tambah DRI. 

Baca Juga: Ekonom: Neraca dagang Indonesia masih akan Surplus pada April 2020

Selain itu, pelemahan kinerja ekspor juga disebabkan oleh penurunan harga komoditas Indonesia pada April 2020. Bahkan, rerata harga ekspor komoditas utama turun tajam sebesar 20,37% mom setelah sempat naik tipis 0,98% mom pada bulan sebelumnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×