kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,65   -6,71   -0.72%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekspor ke Swiss dan Qatar naik, Core: Lihat potensi ke negara non-tradisional lainnya


Minggu, 22 Maret 2020 / 20:10 WIB
Ekspor ke Swiss dan Qatar naik, Core: Lihat potensi ke negara non-tradisional lainnya
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat di Terminal Petikemas Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (3/1). Kementerian Perdagangan menargetkan ekspor melonjak hingga dua digit pada 2020 mendatang. Nilai ekspor pada triwulan III 2019 hanya sebesar 0,02%. Pertumbuhan tersebut


Reporter: Bidara Pink | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekspor Indonesia ke negara-negara non-tradisional masih mengalami peningkatan pada Januari 2020 - Februari 2020. Seperti contohnya, ekspor Indonesia ke negara seperti Swiss dan Qatar.

Berdasarkan data yang didapat Kontan.co.id dari BPS, ekspor Indonesia ke negara Swiss selama periode Januari 2020 - Februari 2020 mengalami peningkatan signifikan, yaitu meningkat 172,42% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar US$ 121,60 juta menjadi US$ 331,25 juta.

Sementara ekspor ke negara Qatar pada dua bulan awal tahun ini juga mengalami peningkatan yang signifikan, yaitu sebesar 163,74% bila dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang hanya sebesar US$ 13,90 juta menjadi US$ 36,67 juta.

Baca Juga: Januari - Februari 2020, total ekspor Indonesia ke Swiss dan Qatar naik lebih 100%

Menurut Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Yusuf Rendy, Indonesia tentu saja masih memiliki peluang ekspor baik ke negara tradisional maupun non tradisional, meski saat ini wabah Covid-19 sudah menyebar di negara ini dan menggerogoti perekonomian Indonesia.

"Namun, memang perlu kita ingat saat ini pemerintah akan fokus terdahulu untuk menyelesaikan masalah corona. Selain itu, Indonesia juga bisa lebih mengintensifkan kerja sama dengan dua negara tersebut," kata Yusuf kepada Kontan.co.id, Minggu (22/3).

Lebih lanjut, Yusuf juga melihat bahwa masih ada potensi negara-negara non tradisional lain untuk dieksplor seperti Chile yang merupakan salah satu negara berkembang di Amerika Selatan. Apalagi, menurutnya Indonesia juga sudah teken perjanjian bilateral dengan negara tersebut sehingga akan mempermudah untuk kerja sama perdagangan internasional.

Baca Juga: Ada wabah corona, bagaimana kegiatan produksi mobil di Indonesia?

Selain Chile, Yusuf juga memandang adanya prospek beberapa negara di Afrika yang berpotensi, seperti contohnya Afrika Selatan. Apalagi, menurutnya Afrika Selatan juga mencatat kinerja perekonomian yang cukup baik.

Sementara untuk komoditas, Yusuf juga melihat bahwa Crude Palm Oil (CPO) masih bisa menjadi salah satu andalan Indonesia untuk diekspor. Hanya saja, tantangannya adalah fluktuasi harga komoditas.

"Tapi khusus untuk CPO, untungnya, harga bisa dijaga agar tidak terlalu jatuh menggunakan kebijakan B30 pemerintah Indonesia. Bahkan, Malaysia juga menjaga harganya dengan kebijakan B20," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×