kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.906.000   4.000   0,21%
  • USD/IDR 16.249   -5,00   -0,03%
  • IDX 7.047   42,07   0,60%
  • KOMPAS100 1.029   8,11   0,79%
  • LQ45 786   6,95   0,89%
  • ISSI 231   0,98   0,43%
  • IDX30 406   4,77   1,19%
  • IDXHIDIV20 470   5,25   1,13%
  • IDX80 116   1,04   0,90%
  • IDXV30 117   1,12   0,96%
  • IDXQ30 131   1,74   1,35%

Ekonomi melambat, laju utang menurun


Kamis, 23 Juli 2015 / 10:49 WIB
Ekonomi melambat, laju utang menurun


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pelambatan ekonomi domestik mulai memberikan dampak terhadap utang luar negeri (ULN) Indonesia. Berdasarkan data terbaru ULN yang dirilis Bank Indonesia (BI), Rabu (22/7), pertumbuhan utang per Mei 2015 hanya sebesar 5,9% (year on year), lebih rendah dari pertumbuhan ULN bulan April sebesar 7,7%. Total ULN per Mei senilai US$ 302,29 miliar.

Pelambatan pertumbuhan utang ini terjadi pada ULN sektor swasta ataupun publik. Apabila pada April 2015 pertumbuhan ULN swasta mencapai 13,2%, pada Mei turun ke 10,2%. Sementara itu, ULN sektor publik hanya tumbuh 1%, melambat dibanding pertumbuhan ULN April 1,5%.

Pelambatan pertumbuhan utang terjadi pada beberapa sektor industri. Antara lain, ULN industri pengolahan yang pada April tercatat sebesar US$ 34,16 miliar turun menjadi US$ 33,9 miliar. Lalu, ULN industri listrik, gas dan air bersih turun dari US$ 22,83 miliar pada April ke US$ 22,6 miliar pada Mei, dan sektor jasa juga turun dari US$ 18,6 miliar ke US$ 18,38 miliar.

Menurut BI, perkembangan ULN pada bulan Mei 2015 masih cukup sehat. Namun, perlu terus diwaspadai risikonya terhadap perekonomian.

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara mengatakan, ULN swasta sudah diatur oleh BI. Dari pengamatan BI secara rata-rata menunjukkan implementasi aturan lindung nilai (hedging) yang dirilis BI untuk sektor swasta sudah mulai dilakukan.

Sebab itu, secara umum, pihak swasta sudah melakukan kehati-hatian dalam menarik utang. "Estimasi awal, perusahaan banyak yang mengikuti aturan hedging," kata Mirza.

Namun, BI baru bisa memiliki data lengkap mengenai penggunaan hedging oleh swasta pada triwulan IV mendatang. Yang pasti, Bank Indonesia (BI) memprediksikan, pertumbuhan ekonomi di sepanjang tahun ini akan mengarah ke batas bawah 5% atau mendekati proyeksi ekonomi triwulan II yang hanya tumbuh 4,7%. Kondisi inilah yang membuat laju utang luar negeri swasta ikut mengendur.

Ekonom Bank Permata Josua Pardede membenarkan, pelambatan ekonomi Indonesia di kuartal pertama tahun ini menjadi alasan swasta mengerem utangnya. Faktor lainnya, masih melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS).

Apalagi, menurut Josua, sejak awal tahun, bank sentral sudah menerapkan Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor 16/20/PBI/2014 tentang Penerapan Prinsip Kehati-Hatian dalam Pengelolaan Utang Luar Negeri Korporasi Non Bank. Dalam PBI ini, terdapat aturan soal hedging. "Kebijakan ini cukup efektif mengerem laju utang swasta," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Executive Finance Mastery

[X]
×