kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.965.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.830   0,00   0,00%
  • IDX 6.438   38,22   0,60%
  • KOMPAS100 926   8,20   0,89%
  • LQ45 723   5,45   0,76%
  • ISSI 205   2,17   1,07%
  • IDX30 376   1,61   0,43%
  • IDXHIDIV20 454   0,42   0,09%
  • IDX80 105   1,01   0,98%
  • IDXV30 111   0,45   0,40%
  • IDXQ30 123   0,28   0,22%

BPS : Pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat


Minggu, 27 November 2011 / 14:34 WIB
BPS : Pertumbuhan ekonomi kuartal IV melambat
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada Rabu silam (30/12). IHSG turun 0,95% atau 57,10 poin ke level 5.979,07.


Reporter: Herlina KD |

BANDUNG. Meski Asian Development Bank (ADB) memperkirakan ekonomi pada kuartal IV tahun ini masih bisa melaju 6,7% dan hingga akhir tahun bisa mencapai 6,6%, tapi Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung pada kuartal IV tahun ini pertumbuhan ekonomi bisa lebih lambat ketimbang kuartal-kuartal sebelumnya.

Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS Slamet Sutomo menuturkan, BPS melihat tren yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya yaitu pertumbuhan ekonomi di kuartal IV memiliki kecenderungan melandai.

Meskipun ada gelontoran belanja pemerintah, tapi biasanya gelontoran anggaran di kuartal IV hanya sekitar 10% - 15% saja. Ditambah lagi, "Adanya perlambatan ekonomi global, akan berpengaruh pada ekspor," ujarnya saat workshop BPS, Sabtu (26/11).

Ia menambahkan, prediksi pelemahan pertumbuhan ekonomi di kuartal IV ini semakin didukung oleh adanya indikasi keluarnya arus modal asing (capital outflow) yang sudah mulai terjadi. Capital outflow tersebut akan berpengaruh pada penurunan indeks saham.

Penyebabnya, banyak investor yang akan menyelamatkan investasinya dan cenderung untuk membelanjakan uangnya. Alhasil, "(penurunan) indeks saham bisa mempengaruhi inflasi, karena investor melihat daripada menyimpan uang, mereka cenderung memilih untuk membelanjakannya, dan itu akan menyebabkan inflasi tinggi," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×