kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ekonomi diramal membaik di kuartal IV 2020, ini kata ekonom Eric Sugandi


Rabu, 13 Mei 2020 / 20:57 WIB
Ekonomi diramal membaik di kuartal IV 2020, ini kata ekonom Eric Sugandi
ILUSTRASI. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (29/4/2020). Ekonomi diramal membaik di kuartal IV 2020. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/aww.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) memperkirakan ekonomi akan mulai membaik pada kuartal IV-2020. Sehingga diharapkan dengan serenteng stimulus yang digelontorkan, pertumbuhan ekonomi 2020 dapat terjaga di level 2,3%.

Ekonom Institut Kajian Strategis (IKS) Universitas Kebangsaan Eric Sugandi menilai desain jangka waktu pemulihan ekonomi tersebut cenderung optimistis.Menurutnya, rancangan tersebut atas dasar pamdemi Covid-19 sudah berakhir pada kuartal III-2020. 

Baca Juga: Aturan pemulihan ekonomi nasional rampung, Kemenkeu dorong UMKM dan dunia usaha

“Padahal masih ada resiko second wave. Tapi secara garis besar saya setuju dengan respon kebijakannya,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Rabu (13/5).

Eric menilai untuk pemulihan dunia usaha di sektor restoran dan pariwisata mungkin tidak bisa cepat pulih. Kendati begitu, stimulus harus tetap diberikan, tapi pelonggaran atau pembukaan usahanya mesti melihat kondisi perkembangan Covid-19. 

Artinya, konsumsi di sektor tersebut masih rentan. “Karena waktu pelonggaran atau pembukaannya akan berbeda tiap daerah. Makanya pelonggarannya mesti hati-hati, lihat kondisi wabah per daerah” ujar Eric.

Di sisi lain, pemulihan ekonomi akan lebih lama untuk sektor perbankan. Alasannya, Covid-19 meningkatkan resiko default kredit perbankan, belum lagi ada restrukturisasi.

Baca Juga: Proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun depan dinilai terlalu optimistis

Sementara, sektor usaha yang bisa cepat pulih adalah farmasi, transportasi dan distribusi barang, e-commerce, serta makanan dan minuman non-restoran. Adapun prediksi Eric pertumbuhan ekonomi dalam negeri minus 1% untuk 2020.

Sebelumnya, dalam skema pemulihan ekonomi nasional, pemerintah menerka pada kuartal II-2020, pemerintah bakal menggenjot percepatan dan penguatan subsidi dan bantuan sosial (Bansos) untuk masyarakat miskin dan rentan miskin. Caranya melalui tambahan sembako, tambahan kartu pra-kerja, pembebasan tarif listrik, dan penambahan penyaluran Program Keluarga Harapan (PKH).

Kemudian, dukungan stimulus Usaha Kecil Menengah (UMKM) dan Ultra Mikro (UMi) berupa penundaan pokok dan bunga utang dan subsidi bunga kredit. Selain itu, penjaminan kredit modal kerja UMKM, serta pembebasan pajak penghasilan (PPh) Final UMKM.

Selanjutnya, stimulus juga usaha diberikan kepada industri dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berupa insentif perpajakan, dana talangan ke BUMN, penyaluran kredit modal kerja BUMN, penempatan dana di perbankan yang terdampak restrukturisasi kredit, serta dana dukungan untuk program biodiesel 30% atau B30.

Baca Juga: Inilah disain Pemulihan Ekonomi Nasional yang dirancang pemerintah

Untuk stimulus UMKM, Umi, industri, dan BUMN bakal berjalan pararel sampai dengan kuartal III-2020. Pada periode tersebut diharapkan sudah berlangsung sebagian aktivitas ekonomi. Apalagi dengan tambahan stimulus perluasan konsumsi untuk masyarakat menengah yakni berupa pariwisata, restoran, dan transportasi.

Kemudian, pada kuartal IV-2020 diharapkan ekonomi sudah membaik. Disain kebijakan yang disusun pemerintah di akhir tahun ini berfokus pada dunia usaha. Strateginya lewat penjaminan kredit modal kerja UMKM, penyaluran kredit modal kerja BUMN, penempatan dana di perbankan  yang terdampak restrukturisasi kredit.

Lalu, talangan modal kerja dan penyertaan modal negara (PMN) kepada perusahaan pelat merah, dukungan lagi untuk B30, dan penyaluran dana insentif daerah. 

Baca Juga: Pemerintah prediksi konsumsi rumah tangga tahun 2021 bisa tumbuh 4,9%, ini pemicunya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×