Reporter: Resya Nugraha | Editor: Tendi Mahadi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Current Acount Deficit (CAD) pada tahun 2019 ini diproyeksikan akan mencapai angka defisit, melihat neraca pada kuartal 1 tahun 2019 ini mencapai defisit sebesar US$ 193 miliar.
Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih menjelaskan, walaupun pada kuartal I saat ini defisitnya CAD tersebut masih mencapai angka 2,8% dari PDB, namun angka tersebut lebih kecil dibandingkan dengan kuartal 4 pada tahun lalu yang mencapai defisit 3,3%.
"Defisit di kuartal I ini rentetan dari 2018 dimana pada kuartal I 2018 itu masih ada perbaikan komoditas seperti harga minyak mentah naik, atau gara-gara Trump ada perang dagang, itu terjadi selama 2018 dan berlanjut sedikit pada 2019. Harga komoditas itu turun paling jelek kuartal IV 2018," jelasnya ketika dihubungi pada Rabu, (17/4).
Ia juga menjelaskan, akan sulit bagi BI untuk mengejar target mereka untuk menurunkan defisit hingga 2,5% dari PDB pada tahun ini. "Saya kira akan cukup berat kalau target sampai 2,5%. Paling tidak hanya bisa ditekan sekitar 2,8% sampai 3%," jelas Lana.
Di sisi lain, neraca jasa saat ini juga masih defisit, sedangkan neraca modal dan finansial diperkirakan akan ada surplus. "Saya kira neraca modal dan finansial akan ada surplus, sehingga dapat menutup defisit di transaksi berjalan," tuturnya.
"Kenapa bisa surplus, karena di global ini ada dua isu yang sudah turun, pertama The Fed memberi sinyal suku bunga akan tetap, kedua kesepakatan dagang Amerika dan China yang akan segera selesai dan kita ketahui. Dari situ, investor asing mulai berani untuk membeli investasi di emerging market di Indonesia karena ketidakpastian itu sudah berkurang dan sudah terukur risikonya," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News