kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ekonom: Surplus operasional BI ditopang pengelolaan cadev yang optimal


Rabu, 27 Mei 2020 / 09:38 WIB
Ekonom: Surplus operasional BI ditopang pengelolaan cadev yang optimal
ILUSTRASI. Pejalan kaki melintas di gedung kantor pusat Bank Indonesia (BI) Jakarta, (18/7).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) mencatat alami surplus operasional setelah pajak sebesar Rp 33,35 triliun di sepanjang tahun 2019. Pencapaian ini sudah melampaui target surplus dalam Anggaran Tahunan Bank Indonesia (ATBI) 2019 yang sebesar Rp 17,25 triliun.

Dalam Laporan Keuangan Tahunan BI 2019, terindikasi bank sentral mencetak surplus operasional lantaran jumlah beban BI di sepanjang tahun lalu lebih kecil dibandingkan dengan penghasilannya.

Baca Juga: Dorongan ekonomi dari pemerintah masih loyo

Ekonom Bank Permata Josua Pardede memandang surplus penerimaan BI di sepanjang tahun lalu ditopang oleh pengelolaan cadangan devisa (cadev) yang optimal sebagai dukungan bagi kebijakan moneter.

"Ini juga sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan menjaga nilai tukar, membantu pemerintah dalam membayar utang luar negeri (ULN), serta membiayai kegiatan impor," kata Josua kepada Kontan.co.id, Selasa (26/5).

Mengingat Indonesia menerapkan sistem nilai tukar mengambang bebas, ini membuat adanya keleluasaan dalam mengelola cadev dari sisi penentuan durasi dan likuiditas dari portofolio investasinya yang lebih terbuka. Sistem ini yang akhirnya membuat lebih terbukanya kemungkinan keuntungan menjadi lebih besar.

Lebih lanjut, meski masih mengalami surplus, surplus operasional BI di tahun 2019 ini lebih rendah daripada surplus operasional di tahun 2018 yang sebesar Rp 105,87 triliun.

Baca Juga: Silaturahmi daring, Gubernur BI ucapkan terima kasih ke Sri Mulyani

Josua melihat, surplus yang menurun ini disebabkan oleh menurunnya pendapatan dari selisih kurs transaksi valuta asing (valas) pada tahun 2019 seiring dengan optimalisasi kebijakan moneter serta pengelolaan cadev oleh bank sentral.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×