kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

Ekonom: Surplus bulan Mei sifatnya sementara


Selasa, 01 Juli 2014 / 19:13 WIB
Ekonom: Surplus bulan Mei sifatnya sementara
ILUSTRASI. Promo 2.2 McD khusus bulan Februari 2023 ini tawarkan paket Diskon Kilat dan wifi gratis di McD Wi-Fries (Dok/McDonalds Indonesia)


| Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekspor non migas yang melesat naik menjadi penyebab neraca dagang Mei bisa mencatatkan surplus US$ 69,9 juta. Namun, ekonom menilai, kondisi ekspor non migas yang naik ini bersifat sementara.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingish berpendapat surplus neraca dagang yang terjadi pada bulan Mei sifatnya hanya sementara karena faktor musiman. Surplus terjadi karena adanya kenaikan ekspor CPO.

Kenaikan ekspor CPO terjadi bukan karena harga namun karena volume yang naik. Volume ekspor yang naik sebagai akibat permintaan negara-negara tujuan ekspor seperti China, India, dan Pakistan meningkat. "Dilihat dari negara-negara tersebut, tampaknya lebih karena faktor musiman menjelang Lebaran," tutur Lana.

Maka dari itu, setelah musim Lebaran berakhir maka kinerja ekspor non migas akan kembali merosot. Alhasil, neraca dagang pada bulan Juni dan Juli bisa kembali defisit.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, ekspor pada bulan Mei mencapai US$ 14,83 miliar atau naik 3,73% dibanding bulan April sebelumnya. Ekspor non migas dibanding April mencatat kenaikan 6,95% menjadi US$ 12,45 miliar.

Peningkatan terbesar ekspor non migas terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati. Apabila pada bulan April lalu ekspornya hanya US$ 1,12 miliar, maka pada bulan Mei naik 72,97% menjadi US$ 1,94 miliar.

Alhasil, neraca non migas berhasil kembali mencatatkan surplus US$ 1,4 miliar. Kepala BPS Suryamin mengatakan membaiknya ekspor non migas adalah karena ekspor crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit yang meningkat.

Dirinya bilang volume ekspor CPO masih tinggi meskipun harga CPO pada bulan Mei turun 2% dibanding April. Hal ini dikarenakan permintaan dari luar cukup tinggi untuk komoditi kelapa sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×