kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.894   36,00   0,23%
  • IDX 7.203   61,60   0,86%
  • KOMPAS100 1.107   11,66   1,06%
  • LQ45 878   12,21   1,41%
  • ISSI 221   1,09   0,50%
  • IDX30 449   6,54   1,48%
  • IDXHIDIV20 540   5,97   1,12%
  • IDX80 127   1,46   1,16%
  • IDXV30 135   0,73   0,55%
  • IDXQ30 149   1,79   1,22%

Ekonom: Surplus bulan Mei sifatnya sementara


Selasa, 01 Juli 2014 / 19:13 WIB
Ekonom: Surplus bulan Mei sifatnya sementara
ILUSTRASI. Promo 2.2 McD khusus bulan Februari 2023 ini tawarkan paket Diskon Kilat dan wifi gratis di McD Wi-Fries (Dok/McDonalds Indonesia)


| Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Ekspor non migas yang melesat naik menjadi penyebab neraca dagang Mei bisa mencatatkan surplus US$ 69,9 juta. Namun, ekonom menilai, kondisi ekspor non migas yang naik ini bersifat sementara.

Ekonom Samuel Asset Manajemen Lana Soelistianingish berpendapat surplus neraca dagang yang terjadi pada bulan Mei sifatnya hanya sementara karena faktor musiman. Surplus terjadi karena adanya kenaikan ekspor CPO.

Kenaikan ekspor CPO terjadi bukan karena harga namun karena volume yang naik. Volume ekspor yang naik sebagai akibat permintaan negara-negara tujuan ekspor seperti China, India, dan Pakistan meningkat. "Dilihat dari negara-negara tersebut, tampaknya lebih karena faktor musiman menjelang Lebaran," tutur Lana.

Maka dari itu, setelah musim Lebaran berakhir maka kinerja ekspor non migas akan kembali merosot. Alhasil, neraca dagang pada bulan Juni dan Juli bisa kembali defisit.

Sebagai informasi, berdasarkan data BPS, ekspor pada bulan Mei mencapai US$ 14,83 miliar atau naik 3,73% dibanding bulan April sebelumnya. Ekspor non migas dibanding April mencatat kenaikan 6,95% menjadi US$ 12,45 miliar.

Peningkatan terbesar ekspor non migas terjadi pada lemak dan minyak hewan/nabati. Apabila pada bulan April lalu ekspornya hanya US$ 1,12 miliar, maka pada bulan Mei naik 72,97% menjadi US$ 1,94 miliar.

Alhasil, neraca non migas berhasil kembali mencatatkan surplus US$ 1,4 miliar. Kepala BPS Suryamin mengatakan membaiknya ekspor non migas adalah karena ekspor crude palm oil (CPO) atawa minyak kelapa sawit yang meningkat.

Dirinya bilang volume ekspor CPO masih tinggi meskipun harga CPO pada bulan Mei turun 2% dibanding April. Hal ini dikarenakan permintaan dari luar cukup tinggi untuk komoditi kelapa sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×