Reporter: Leni Wandira | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA - Ekonom dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Nailul Huda, mengemukakan bahwa penyaluran bantuan sosial (bansos) masih belum tepat sasaran.
Hal ini disebabkan oleh ketidaksesuaian fungsi bansos sebagai salah satu dari tiga strategi utama dalam mengatasi kemiskinan.
Menurut Huda, bansos memiliki dua tujuan utama. Pertama, untuk memperkuat daya beli masyarakat miskin agar kenaikan kebutuhan tidak membuat mereka semakin miskin.
"Bansos diberikan agar masyarakat miskin dapat membeli barang kebutuhan, seperti bahan pangan dan sembako," ungkapnya kepada Kontan pada Selasa (30/1).
Baca Juga: Bagikan Bansos Beras di Bantul Yogyakarta, Jokowi Sebut Kualitas Premium
Kedua, bansos juga bertujuan sebagai stimulus bagi masyarakat untuk tetap konsumsi dan berproduksi, terutama dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) yang sebanyak 50 persennya berasal dari konsumsi rumah tangga.
"Meskipun masih banyak pekerjaan rumah (PR), saya rasa bansos telah sesuai dengan jalurnya untuk menjaga daya beli masyarakat," tambahnya.
Namun, Huda menekankan bahwa masih terdapat PR yang signifikan terkait pemberdayaan ekonomi. Banyak masyarakat miskin yang belum keluar dari garis kemiskinan, dan pelaku usaha yang masih belum banyak yang mengalami peningkatan status.
Huda mengakui bahwa penyaluran bansos masih menghadapi berbagai masalah, terutama dalam dua kondisi kesalahan.
Baca Juga: Pemerintah Gencar Salurkan Bansos Awal 2024, Sarat Muatan Politik?