kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom sebut pemulihan ekonomi Indonesia 2022 lambat, ini penyebabnya


Kamis, 20 Mei 2021 / 17:39 WIB
Ekonom sebut pemulihan ekonomi Indonesia 2022 lambat, ini penyebabnya
ILUSTRASI. Ekonom sebut pemulihan ekonomi Indonesia 2022 lambat, ini penyebabnya


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pemerintah memprediksi pertumbuhan ekonomi dpada 2022 berkisar 5,2% hingga 5,8% year on year (yoy).

Kendati demikian, Kepala Ekonom Indo Premier Sekuritas, Luthfi Ridho, mengatakan, risiko pemulihan ekonomi yang lebih lambat dari perkiraan masih cukup besar.  

Apalagi kalau melihat bahaya potensi kasus Covid-19 seperti di India. Oleh karenanya, Luthfi memprediksi ekonomi Indonesia hanya tumbuh 3,7%  sampai 5,4% yoy pada 2022, dan 2,1% sampai 4,4% yoy pada tahun ini. 

“Persaingan antara China dan Amerika Serikat (AS) masih menjadi sentimen negatif, meski recovery ekonomi di kedua negara bisa menjadi katalis ekonomi global termasuk Indonesia,” kata Luthfi kepada Kontan.co.id, Kamis (20/5).

Baca Juga: Sri Mulyani targetkan defisit APBN 2022 minus 4,85% dari PDB

Adapun Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2022 akan mendongkrak ekonomi di tahun depan dengan fokus pada pemulihan ekonomi dan reformasi struktural.

Dari sisi belanja, upaya penguatan spending better dilakukan melalui pengendalian belanja agar lebih efisien, lebih produktif, dan menghasilkan multiplier effect yang kuat terhadap perekonomian serta efektif untuk meningkatkan kesejahteraan.  

Sri Mulyani menekankan pemanfaatan anggaran harus lebih difokuskan untuk mendukung program prioritas, mendorong efisiensi kebutuhan dasar, dan menjaga agar pelaksanaan anggaran berbasis hasil (results-based). 

Untuk itu, alokasi belanja negara tahun depan diperkirakan mencapai 14,69% hingga 15,3% terhadap produk domestik bruto (PDB). Sementara penerimaan negara berkisar 10,18% hingga 10,44% terhadap PDB. Lalu, keseimbangan primer tahun depan antara minus 2,31% sampai minus 2,65% dari PDB. 

Baca Juga: Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi tahun depan capai 5,2%-5,8%




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×