CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.466.000   -11.000   -0,74%
  • USD/IDR 15.880   0,00   0,00%
  • IDX 7.215   -94,11   -1,29%
  • KOMPAS100 1.103   -14,64   -1,31%
  • LQ45 876   -10,76   -1,21%
  • ISSI 218   -3,03   -1,37%
  • IDX30 448   -5,87   -1,29%
  • IDXHIDIV20 540   -6,91   -1,26%
  • IDX80 126   -1,77   -1,38%
  • IDXV30 135   -1,94   -1,41%
  • IDXQ30 149   -1,85   -1,22%

Ekonom sebut minat investor SBN ritel akan menurun di 2022, begini alasannya


Kamis, 02 Desember 2021 / 18:11 WIB
Ekonom sebut minat investor SBN ritel akan menurun di 2022, begini alasannya
ILUSTRASI. Green Sukuk Ritel Sukuk Tabungan seri ST008. Ekonom sebut minat investor SBN ritel akan menurun di 2022, begini alasannya,


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, pada 2022 mendatang, seiring membaiknya pertumbuhan ekonomi, Surat Berharga negara (SBN) ritel masih akan tetap diburu para investor meskipun tidak sebanyak pada 2021 ini.

“Investor ritel juga diperkirakan masih akan mencari aset SBN ritel, yang diperkirakan jumlahnya tidak sebanyak di tahun ini,” kata Josua kepada Kontan.co.id, Kamis (2/10).

Penurunan ini karena para 2022 para investor akan lebih cenderung mencari aset-aset yang berisiko, terutama saham, utamanya jika melihat tren penurunan suku bunga deposito belakangan ini.

Selain itu, pada 2021 ini, penerbitan SBN ritel mencapai Rp 97,2 triliun. Artinya, Josua bilang, frekuensi penerbitan SBN di tahun depan tidak sebanyak tahun ini, di mana pemerintah menerbitkan SBN ritel sebanyak 6 kali.

Baca Juga: Peminat tinggi, Kemenkeu jelaskan soal rencana penerbitan SBN ritel pada 2022

Adapun risiko kerugian dari pergerakan SBN ritel, adalah potensi kenaikan suku bunga Amerika Serikat (AS) dan juga tekanan dari nilai tukar Rupiah. Di sisi lain, Josua bilang, untuk investasi di pasar saham, masih terdapat risiko sentimen tapering, yang umumnya menekan IHSG. Sentimen tapering ini diperkirakan berada pada paruh pertama  tahun 2022.

Namun, sentimen nilai tukar ini cenderung hanya berpengaruh terhadap permintaan SBN ritel yang dapat diperdagangkan dan tidak terlalu berpengaruh pada SBN yang non-tradeable. SBN yang masih menjadi sorotan di antaranya adalah seri ORI dan SR, seiring dengan sifatnya yang tradable. Oleh karena itu, kedua seri ini masih akan menjadi seri dengan peminat yang tertinggi di tahun depan.

Baca Juga: Pegadaian gandeng Bareksa luncurkan tabungan emas online

Dia juga memperkirakan, meskipun peminatnya tidak sebanyak di 2021, SBN ritel di tahun 2022 mendatang, masih akan menarik bagi investor ritel, terutama dikarenakan potensi peningkatan disposable income bagi para konsumen akibat membaiknya perekonomian.

“Dari sisi supply pun diperkirakan penerbitan SBN ritel tidak sebanyak tahun ini, seiring dengan penurunan kebutuhan pembiayaan akibat penurunan defisit APBN,” pungkas Josua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×