kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.482.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.490   -65,00   -0,42%
  • IDX 7.496   -47,74   -0,63%
  • KOMPAS100 1.161   -10,37   -0,89%
  • LQ45 930   -7,66   -0,82%
  • ISSI 225   -1,75   -0,77%
  • IDX30 479   -4,07   -0,84%
  • IDXHIDIV20 576   -4,59   -0,79%
  • IDX80 132   -1,10   -0,82%
  • IDXV30 142   -0,97   -0,68%
  • IDXQ30 160   -1,14   -0,70%

Ekonom: Potensi BI menaikkan Bi rate, triwulan IV


Kamis, 15 Januari 2015 / 20:54 WIB
Ekonom: Potensi BI menaikkan Bi rate, triwulan IV
ILUSTRASI. Penjelasan Spina Bifida pada Bayi


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Uji Agung Santosa

JAKARTA. Langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan di level 7,75% didukung oleh sejumlah ekonom. Menurut Ekonom Samuel Aset Manajemen Lana Soelistianingsih, langkah BI mempertahankan kebijakan ketat untuk pencegahan menghadapi kenaikan suku bunga Amerika.

Menurutnya, BI baru akan mengambil langkah penyesuaian BI rate apabila sudah ada keputusan pasti dari The Fed. Kalau The Fed menaikkan suku bunganya 50 bps, Lana memperkirakan BI akan menaikkan BI rate sebesar 25 bps. "Ini penting sebagai upaya menjaga volatilitas rupiah," ujar Lana ketika dihubungi KONTAN, Kamis (15/1).

Yang paling penting dijaga oleh BI ketika suku bunga Amerika naik adalah rupiah. Pasalnya, arus modal keluar bisa terjadi dan menekan rupiah. Tidak heran apabila rupiah saat ini bergerak di atas level Rp 12.500 per dollar AS. 

Lana perkirakan rupiah akan bergerak pada level Rp 12.550-12.656 dalam waktu dekat. Selain soal The Fed, BI juga mengantisipasi ekspektasi inflasi yang masih tinggi karena efek kenaikan BBM masih belum selesai. Inflasi relatif masih bisa tertahan pada level 7% hingga bulan November, baru kemudian turun ke level 5,3%-5,6% pada akhir tahun 2015.

Kepala Ekonom BII Juniman menilai, BI berpotensi menaikkan suku bunganya pada triwulan IV sebesar 25 bps. Hal ini dikarenakan pada waktu periode itu diprediksi suku bunga The Fed sudah mengalami kenaikan.

Rupiah akan tertekan berat pada saat itu sehingga BI perlu menaikkan suku bunga acuannya. Namun, hingga saat itu terjadi, kondisi ekonomi Indonesia masih cukup stabil sehingga BI rate perlu tetap dipertahankan 7,5%.

Tujuan BI untuk menaikkan suku bunga adalah mengamankan rupiah. Rupiah akan cenderung tertekan walaupun pemerintah telah memperbaiki anggaran. Ia memperkirakan rata-rata rupiah pada tahun 2015 akan berada pada level Rp 12.450. "Rupiah akan selalu terjadi gejolak hingga Bank Sentral Amerika The Fed memberikan kepastian tentang kenaikan suku bunganya," tandas Juniman.

Sebelumnya Rapat Dewan Gubernur (RDB) BI hari ini (15/1) memutuskan untuk mempertahankan BI rate sebesar 7,75% dengan suku bunga Lending Facility dan Deposit Facility masing-masing tetap pada level 8% dan 5,75%. Langkah ini dilakukan untuk menunggu keputusan kebijakan Bank Sentral Amerika The Fed mengenai kenaikan suku bunganya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Eksekusi Jaminan Fidusia Pasca Putusan MK Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES)

[X]
×