kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45931,36   3,72   0.40%
  • EMAS1.320.000 -0,38%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom: Perbaikan keseimbangan primer terhambat siklus ekonomi yang melemah


Senin, 13 Januari 2020 / 22:04 WIB
Ekonom: Perbaikan keseimbangan primer terhambat siklus ekonomi yang melemah
ILUSTRASI. Suasana di terminal petikemas pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Senin (20/8). Ekonom menilai perbaikan keseimbangan primer terhambat siklus ekonomi yang melemah. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/20/08/2018


Reporter: Grace Olivia | Editor: Tendi Mahadi

Pasalnya, meski penerimaan negara diharapkan membaik, namun tetap belum akan memenuhi kebutuhan belanja yang juga besar. Apalagi, Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebut, pemerintah akan tetap mengandalkan APBN sebagai instrumen untuk menjaga momentum pertumbuhan ekonomi (countercyclical). 

“Cukup berat untuk memenuhi target defisit keseimbangan primer di Rp 12 triliun, tapi mungkin pemerintah bisa menekan ke kisaran Rp 30 triliun sampai Rp 50 triliun tahun ini dengan harapan aktivitas ekonomi membaik sehingga penerimaan pajak bertambah,” lanjut dia. 

Baca Juga: Kemenperin realisasikan anggaran 2019 hingga 92%

Josua juga menekankan, selama pemerintah masih menjaga defisit APBN pada kisaran 2%-3%, maka defisit keseimbangan primer pun tidak akan melonjak tinggi. Proyeksinya, defisit keseimbangan primer mestinya tetap berada di bawah kisaran Rp 100 triliun di tahun-tahun ke depan. 

Adapun, ia juga menilai bahwa surplus keseimbangan primer sebaiknya tidak menjadi tujuan utama pemerintah. 

“Fokusnya harus tetap pada optimalisasi penerimaan negara, khususnya pajak dan meningkatkan produktivitas belanja. Surplus pada keseimbangan primer sebenarnya hanya hasil akhir dari kedua langkah perbaikan tersebut,” tandas Josua. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×