Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Bank Dunia merilis proyeksi ekonomi Asia Timur dan Pasifik terbaru. Dalam proyeksinya, pertumbuhan ekonomi kawasan akan bergerak lebih lambat. Menurut Bank Dunia ekonomi negara-negara berkembang Asia Timur diproyeksikan tumbuh sebesar 6,7% pada tahun 2015 dan 2016, sedikit turun dari 6,9% pada 2014.
Tentu saja, Indonesia menjadi salah satu negara yang termasuk di dalamnya. Oleh karenanya, perlambatan itu akan berdampak juga pada pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini, yang ditargetkan pemerintah sebesar 5,7%. Catatan Bank Dunia terhadap Indonesia adalah ancaman pelemahan harga komoditas yang bakal mengurangi pendapatan ekspor.
Namun itu bukan satu-satunya ancaman pertumbuhan ekonomi Indonesia. Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual bilang tantangan paling utama adalah penyerapan belanja modal pemerintah yang masih rendah di awal tahun.
Dampaknya, pertumbuhan ekonomi di semester pertama masih akan berada di bawah 5%. Dengan begitu pemerintah harus bekerja keras di semester kedua. "Termasuk dalam hal mendorong investasi," ujar David, Senin (13/4).
Padahal, investasi merupakan andalan paling utama untuk menggenjot pertumbuhan. Jika demikian, maka risiko lain akan mengancam yaitu menumpuknya impor di semester dua. Dengan begitu, bukan hanya menghadapi ancaman perlambatan nilai tukar rupiah juga bisa tertekan.
Namun Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pihaknya memang sedang menggenjot belanja modal pada kuartal kedua. Menurutnya, fokus utama saat ini adalah mendorong realisasi pengerjaan proyek.
Dengan begitu, pemerintah berharap pertumbuhan ekonomi bisa seoptimal mungkin. Ia memang tidak menyebutkan bisa mencapai target, tetapi pemerintah akan meminimalisir faktor pengurangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News