Reporter: Lidya Yuniartha | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pelaksanaan pesta demokrasi pemilu 2019 tahun ini berdampak pada investasi di Tanah Air. Hal ini membuat para pengusaha menahan diri atau wait and see terlebih dahulu sebelum melakukan investasi karena membutuhkan kepastian dan stabilitas pasca pemilu.
Ekonom Universitas Indonesia Fithra Faisal Hastiadi mengatakan, sikap wait and see tersebut sudah terlihat sejak 2018 salah satunya dipicu kebijakan yang tidak konsisten yang kerap dibatalkan dan kebijakan-kebijakan yang dianggap dapat memudahkan investasi tetapi berujung menyulitkan, seperti layanan online single submission (OSS).
Fithra menilai, investor sebenarnya tidak mempersoalkan siapa yang akhirnya menjadi pemimpin Indonesia. Menurutnya, investor hanya membutuhkan kepastian seperti apa kabinet yang akan terbentuk dan seperti apa kebijakan yang akan diambil.
"Investor tidak memiliki pilihan, apakah itu Jokowi atau Prabowo. Di Amerika ketika Trump terpilih pun disambut positif oleh pasar. Memang untuk portofolio dana sudah sudah masuk cukup signifikan, meski perlu itu kita lihat lagi konsistensi-nya. Kalau Penanaman Modal Asing (PMN) masih menunggu kepastian, siapa menteri yang terpilih, kebijakannya apa, bukan presidennya," terang Fithra kepada Kontan.co.id, Rabu (24/4).
Setelah pemilu usai dilakukan, Fithra pun menilai investor mulai mendapatkan kepastian. Karena itu, masalah yang tengah terjadi saat ini, dimana kedua pasangan saling klaim kemenangan, harus segera diselesaikan.
Fithra pun memperkirakan, penanaman modal di Indonesia belum akan meningkat signifikan di kuartal II. "Kuaratl II saya rasa masih agak stagnan, karena investasi ini keputusan jangka panjang. Setelah Oktober mungkin mulai meningkat karena sudah lebih jelas," ujar Fithra.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News