Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Modal asing masih terpantau keluar dari pasar keuangan domestik. Menurut data Bank Indonesia (BI), dari awal tahun hingga 1 Oktober 2020, modal asing yang keluar tercatat sebesar Rp 173,83 triliun.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bhima Yudhistira melihat, keluarnya modal asing dari pasar keuangan Indonesia menunjukkan ada keraguan investor akan prospek pemulihan ekonomi Indonesia.
“Investor melihat belum adanya prospek pemulihan ekonomi yang cepat dalam jangka pendek,” ujar Bhima kepada Kontan.co.id, Minggu (4/10).
Ini pun bukan merupakan kabar gembira bagi nilai tukar rupiah. Pasalnya, ini bisa menekan nilai tukar rupiah.
Baca Juga: Di tengah pandemi, BPD jadi juara penyaluran kredit
Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir menurutnya masih terbantu oleh penerbitan utang pemerintah untuk membiayai defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2020 yang melebar.
Selain itu, nilai tukar rupiah juga didukung oleh berkurangnya kebutuhan valuta asing (valas) di tengah menurunnya impor barang.
Akan tetapi, Bhima melihat kalau tren dana asing yang keluar ini terus berlanjut, maka nilai tukar rupiah bisa terperosok lebih dalam. Menurut perkiraannya, bahkan rupiah bisa bergerak di kisaran Rp 16.000 - Rp 17.000 per dollar Amerika Serikat (AS) pada awal 2021.
Selanjutnya: Cermati rekomendasi saham TINS, BBTN, dan INKP untuk Rabu (9/9)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News