kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.383.000   23.000   0,97%
  • USD/IDR 16.590   -22,00   -0,13%
  • IDX 8.021   -45,40   -0,56%
  • KOMPAS100 1.101   -2,30   -0,21%
  • LQ45 772   0,06   0,01%
  • ISSI 288   -1,56   -0,54%
  • IDX30 404   0,47   0,12%
  • IDXHIDIV20 455   -0,40   -0,09%
  • IDX80 121   -0,28   -0,23%
  • IDXV30 130   -1,22   -0,93%
  • IDXQ30 127   0,48   0,38%

Ekonom menilai BI masih ada peluang untuk turunkan lagi suku bunga acuan


Selasa, 22 Oktober 2019 / 19:10 WIB
Ekonom menilai BI masih ada peluang untuk turunkan lagi suku bunga acuan
Ekonom menilai BI masih ada peluang untuk turunkan lagi suku bunga acuan


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo

KONTAN.CO.ID - YOGYAKARTA. Ekonom menilai masih ada peluang yang terbuka lebar bagi Bank Indonesia (BI) untuk menurunkan suku bunga acuan pada Oktober 2019 ini.

Menurut Strategist Maybank Kim Eng Sekuritas Luthfi Ridho. Kepada Kontan.co.id, Selasa (22/10), Luthfi melihat BI masih bisa menurunkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke level 5,00%.

Luthfi memandang ada tiga hal yang bisa menjadi alasan peluang penurunan suku bunga ini. Pertama, adalah dengan melihat adanya tingkat inflasi yang masih dalam terkendali dan cenderung turun.

Baca Juga: Bunga kredit bank belum turun, bunga pembiayaan multifinance masih stabil

Kedua, paritas suku bunga dengan negara lain yang membuat BI masih memiliki ruang untuk memberi dukungan. Luthfi pun memberi contoh negara India yang sudah melakukan dukungan dengan menurunkan suku bunga acuan hingga 135 bps.

Ketiga, adalah dengan adanya pertimbangan pertumbuhan ekonomi yang melambat dan memang memerlukan tambahan stimulus moneter dan juga stimulus fiskal.

Saat ini pemerintah memang telah memberikan stimulus dari sisi fiskal dan juga didukung oleh BI dengan beberapa stimulus moneternya. Luthfi mengapresiasi hal tersebut dan memandang stimulus-stimulus sudah efektif untuk mencegah perlambatan yang dalam.

Baca Juga: Perang dagang dan penantian RDG BI menyokong rupiah

"Hanya saja, stimulus yang ada saat ini masih belum cukup untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Oleh karena itu memang masih perlu terus adanya stimulus," kata Luthfi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×