Reporter: Arsy Ani Sucianingsih | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pengamat Ekonomi menilai keputusan Bank Indonesia (BI) untuk menahan suku bunga acuannya sudah tepat. Akan berisiko jika BI menurunkan suku bunganya.
Seperti diketahui, BI kemarin mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25%. Ini adalah bulan ke-8 BI mempertahankan bunga ini.
Pengamat Ekonomi Asian Develompment Bank (ADB) Eric Sugandi mengatakan, jika BI menurunkan bunga acuannya, 7-Days Reverse Repo Rate, risiko pasar malah lebih besar.
Salah satu risiko terhadap ekonomi adalah inflasi. Eric memprediksi, tekanan inflasi cenderung meningkat ke depan dan kondisi nilai tukar rupiah masih berisiko terkoreksi, yang datang dari faktor eksternal.
“Namun tidak urgent juga untuk naikkan BI 7-Days RR rate, karena BI masih bisa gunakan cadangan devisa untuk mempertahankan rupiah,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Jumat (20/4).
Eric menambahkan, untuk saat ini bunga acuan BI 7-Days RR rate di 4,25% masih kondusif untuk pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi.
“Tapi kalau rupiah terus tertekan secara persisten, BI-7 Days RR rate bisa saja naik nantinya,” tambahnya.
Meski masih pede dengan kebijakan moneternya, BI tetap melihat risiko yang akan datang kedepannya seperti pertumbuhan ekonomi Amerika serikat yang semakin cepat sehingga menaikan suku bunga acuannya lebih dari tiga kali. Selain itu Bi juga melihat kondisi geopolitik yang terjadi di tumur tengah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News