Reporter: Elisabeth Adventa | Editor: Wahyu T.Rahmawati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Keuangan (Kemenkeu) bersiap untuk menyesuaikan kebijakan kebijakan fiskal agar mampu menekan defisit transaksi berjalan alias current account deficit (CAD) yang melebar pada kuartal II/2019. Salah satu faktor melebarnya CAD adalah ketidakseimbangan antara impor dengan ekspor.
Kepala Ekonom Bank Central Asia ( BCA), David Sumual menjelaskan untuk menekan laju impor, akan lebih efektif jika pemerintah mengambil kebijakan fiskal yang sifatnya insentif dibanding restriktif.
Kebijakan insentif dinilai lebih efektif karena mampu mendorong investasi dalam negeri dan menarik minat investor. Sehingga dapat mendorong perkembangan industri tanah air.
Baca Juga: CORE: Pemerintah perlu kebijakan jangka pendek untuk cegah pelebaran CAD tahun ini
"Untuk jangka pendek, kebijakan restriktif mungkin bisa menekan laju impor. Dengan catatan, pemerintah juga harus punya lanjutan rencana jangka menengah dan jangka panjang," kata David kepada Kontan.co.id, Selasa (13/8).
Kebijakan restriktif, misal seperti pembatasan impor dan bea masuk hanya akan menimbulkan konflik perdagangan antar negara. "Nanti adanya malah saling balas antar negara satu dengan lainnya. Tren yang saat ini terjadi seperti itu, gara-gara Trump. Tapi sebenarnya tidak baik untuk kondisi ekonomi global," katanya.
Baca Juga: Jurus-jurus jangka pendek pemerintah atasi pelebaran CAD tahun ini
Menurut David, cara lain menekan laju impor adalah dengan mendorong lebih banyak lagi produksi barang, khususnya barang-barang yang volume impornya tinggi. Selain itu, pemerintah juga bisa melibatkan Indonesia dalam rantai pasok global (global supply chain). "Ada study dari World Bank yang menyatakan jika Indonesia belum banyak terlibat dalam rantai pasok global," tandas dia.
Masih soal pengendalian impor, David mengatakan bahwa persoalan tersebut bukan hanya menjadi pekerjaan rumah Kementerian Keuangan. Tapi juga beberapa kementerian terkait seperti Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.
"Kalau kebijakan industri kita jelas, nanti tinggal didukung kebijakan fiskal, kebijakan perdagangan, dan kebijakan investasi. Empat hal itu yang harus berjalan bersama," pungkas David
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News