Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ekonom Ryan Kiryanto memproyeksikan inflasi pada September 2021 akan berkisar pada 0,01% sampai 0,02% secara month to month (mtm) dan sebesar 1,66 sampai 1,67% secara year on year (yoy).
Menurutnya pembentuk inflasi pada September 2021 ditopang dari kenaikan harga di sektor transportasi setelah beberapa kota/daerah mengalami pelonggaran pembatasan sosial atau perbaikan level PPKM. Hal itu diiringi juga oleh Konsumsi masyarakat juga meningkat terlihat dari kenaikan harga sayur mayur.
“Lebih jelas, rendahnya inflasi tersebut bukan karena lemahnya daya beli masyarakat, melainkan belum kuatnya konsumsi masyarakat berpenghasilan tetap dan mencukupi karena faktor pembatasan sosial atau PPKM,” kata Ryan kepada Kontan.co.id (29/9).
Baca Juga: Ekonom Bank Mandiri perkirakan inflasi stagnan pada September 2021
Dia mengatakan kebutuhan konsumsi rumah tangga pun belum kuat karena warga masyarakat cenderung stay at home dan work from home sehingga menurunkan tingkat konsumsi.
Menurutnya banyak orang yang memiliki kecukupan uang tapi tidak membelanjakan uangnya karena belum berani beraktivitas di luar rumah terutama karena pengetatan PPKM.
Fakta lainnya, Ryan menyampaikan, dari sisi supply barang relatif mencukupi terhadap permintaan sehingga tekanan terhadap harga tidak terjadi dan berakibat tidak ada lonjakan harga. Terbukti dengan beberapa komoditas yang mengalami over supply sehingga harganya malah turun.
Dia mencontohkan seperti harga telur ayam ras, bawang merah, cabai rawit, cabai merah dan bawang putih, yang membentuk deflasi. Di bulan Oktober sampai dengan Desember 2021, diperkirakan inflasi akan meningkat seiring pelonggaran pembatasan sosial diiringi mobilitas orang yang makin masif sehingga mendorong sisi permintaan atau konsumsi masyarakat.
Selanjutnya: BI perkirakan terjadi deflasi 0,01% pada September 2021
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News