kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45891,58   -16,96   -1.87%
  • EMAS1.358.000 -0,37%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ekonom Bank Mandiri perkirakan inflasi stagnan pada September 2021


Rabu, 29 September 2021 / 14:39 WIB
Ekonom Bank Mandiri perkirakan inflasi stagnan pada September 2021


Reporter: Siti Masitoh | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi pada September 2021 diperkirakan stagnan atau tidak terjadi peningkatan harga dari bulan sebelumnya.

Ekonom Bank Mandiri Faisal Rachman memprediksi, tingkat inflasi per September 2021 sebesar 0,00% secara bulanan month-to-month (mtm). Bulan sebelumnya, inflasi tercatat sebesar 0,03% mtm.

Namun, secara tahunan inflasi diperkirakan meningkat menjadi 1,64% year-on-year (yoy), dari 1,59% yoy pada Agustus 2021.

“Sementara itu, inflasi inti diperkirakan sedikit meningkat menjadi 1,33% yoy, dari 1,31% yoy pada 21 Agustus, di tengah beberapa pelonggaran pembatasan aktivitas publik,” katanya kepada Kontan.co.id, Rabu (29/9).

Faisal mengatakan, perkembangan inflasi pada September 2021 tersebut dipengaruhi penurunan harga pangan, terutama terjadi pada komoditas telur ayam, bawang merah, cabai rawit, cabai merah, dan bawang putih.

Baca Juga: Porsi utang pemerintah capai 40,85% PDB, ekonom: Bila tak hati-hati bisa naik lagi

Sementara itu untuk biaya pendidikan justru meningkat secara musiman. Menurutnya, sumber utama inflasi diperkirakan dari efek musiman tahun ajaran baru, yaitu kenaikan biaya kuliah dan biaya kuliah.

Secara tahun berjalan, Faisal memperkirakan, tingkat inflasi pada periode tersebut akan mencapai 0,84% year-to-date (ytd) sampai September 2021, atau lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020 yang tercatat mencapai 0,88% ytd.

Faisal berharap, inflasi akan tetap relatif rendah pada akhir tahun 2021. “Kami tetap berpandangan bahwa potensi tekanan inflasi dari sisi permintaan tetap ada di kuartal IV 2021 di tengah percepatan pemulihan ekonomi setelah beberapa pelonggaran pembatasan Covid-19,” terangnya.

Dia juga memperkirakan inflasi pada akhir tahun 2021 bisa lebih rendah dari perkiraannya yaitu sebesar 2,28%. Hal ini disebabkan harga emas yang  cenderung melemah di tengah pemulihan ekonomi global dan risiko tapering The Fed.

Apalagi pemerintah Indonesia telah memutuskan untuk memperpanjang diskon 100% Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor hingga akhir tahun.

Selanjutnya: Ini asumsi makro ekonomi APBN 2022 yang disetujui Badan Anggaran DPR

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×