Reporter: Siti Masitoh | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalia Situmorang meramal, current account deficit (CAD) atau defisit neraca transaksi berjalan atau diperkirakan makin melebar pada kuartal II 2024.
Perkiraan tersebut tak selaras dengan ramalan Bank Indonesia (BI) yang menyatakan bahwa defisit neraca transaksi berjalan pada kuartal II 2024 akan lebih rendah. Optimisme BI tersebut karena berlanjutnya surplus neraca perdagangan yang signifikan selama 49 bulan berturut-turut hingga Mei 2024.
“Kita nggak terlalu yakin kalau CAD akan lebih rendah, karena kecenderungannya surplus perdagangan di kuartal II 2024 ini lebih kecil atau tidak jauh berbeda dari surplus di kuartal I 2024,” tutur Ana sapaan akrabnya kepada Kontan, Jumat (21/6).
Bahkan, Ia memperkirakan, surplus neraca perdagangan sepanjang kuartal II 2024 diperkirakan hanya akan berkisar US$ 4 miliar hingga US$ 7 miliar, tidak jauh berbeda dari surplus neraca perdagangan sepanjang kuartal I 2024 yang mencapai US$ 7,23 miliar.
Baca Juga: Defisit Neraca Transaksi Berjalan Diprediksi Meningkat di Kuartal II-2024
Akan tetapi, Ana menyampaikan, jika memang defisit neraca transaksi berjalan akan lebih rendah pada kuartal II 2024 sesuai perkiraan BI, maka akan mendukung Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) lebih rendah,
“Ini karena tren outflow di obligasi dan saham yang berlanjut hingga akhir Juni 2024 ini lebih besar dari 2023 lalu,” jelasnya.
Ia memperkirakan, NPI berpotensi defisit sekitar US$ 2 miliar hingga US$ miliar pada kuartal II 2024.
“Ini dipengaruhi penurunan surplus neraca perdagangan migas sejalan penurunan harga komoditas ekspor unggulan, serta outflow di sisi portofolio investmen,” jelasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News