Reporter: Siti Masitoh | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bank Indonesia (BI) memperkirakan defisit transaksi berjalan pada kuartal II-2024 akan lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini disebabkan berlanjutnya surplus neraca perdagangan yang signifikan.
Menurut data terbaru, surplus neraca perdagangan Indonesia hingga Mei 2024 mencapai US$ 5,6 miliar. Gubernur BI, Perry Warjiyo, dalam konferensi pers pada Kamis (20/6), menjelaskan bahwa surplus ini turut berkontribusi terhadap perbaikan defisit transaksi berjalan.
"Aliran masuk modal asing dalam bentuk portofolio pada kuartal II-2024 atau hingga 14 Juni 2024 mencatatkan net inflows sebesar US$ 4,0 miliar, meskipun ketidakpastian di pasar keuangan global masih tinggi," kata Perry.
Baca Juga: BI Beberkan Sejumlah Alasan yang Jadi Pemicu Rupiah Melemah
Selain itu, cadangan devisa Indonesia juga menunjukkan peningkatan. Pada akhir Mei 2024, cadangan devisa Indonesia tercatat sebesar US$ 139,0 miliar.
Jumlah ini setara dengan pembiayaan impor selama 6,3 bulan atau 6,1 bulan jika termasuk pembayaran utang luar negeri pemerintah. Angka ini jauh di atas standar kecukupan internasional yang berada di kisaran 3 bulan impor.
"Secara keseluruhan, neraca pembayaran Indonesia (NPI) tahun 2024 diperkirakan akan tetap terjaga. Transaksi berjalan diprediksi akan berada dalam kisaran defisit rendah, yakni 0,1% hingga 0,9% dari produk domestik bruto (PDB)," ungkap Perry.
Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Diproyeksi 5,2% pada 2024, Ditopang Konsumsi dan Investasi
Sebelumnya, BI juga mencatat bahwa defisit transaksi berjalan Indonesia tetap rendah meskipun kondisi ekonomi global mengalami perlambatan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News