Reporter: Benedicta Prima | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) dan pemerintah tengah mengupayakan strategi mendorong sektor pariwisata untuk meningkatkan jumlah devisa. Untuk mendorong jumlah devisa pariwisata, perlu upaya agar para wisatawan mancanegara (wisman) melakukan belanja sebanyak-banyaknya.
"Untuk mendorong devisa, fokusnya semestinya tidak hanya pada jumlah wisman saja, tetapi juga mendorong wisman agar spending sebanyak-banyaknya," jelas Ekonomo Center of Reform on Economic (Core) Mohammad Faisal saat dihubungi Kontan.co.id, Senin (18/3).
Pemerintah perlu fokus menciptakan kegiatan turunan pariwisata seperti mendorong industri kreatif di daerah potensi wisata. Selain itu, juga perlu mengemas atraksi wisata baru agar wisman memperpanjang waktu lama menginap.
Sedangkan kebijakan bebas visa dirasa tidak akan efektif apabila tidak diikuti promosi yang gencar, sejalan dengan pembenahan obyek wisata, infrastruktur dan pemberdayaan masyarakat.
Pemerintah harus lebih selektif untuk memlih negara yang diberlakukan bebas visa. Terutama yang memang potensial seperti negara berpendapatan tinggi dan jumlah penduduk yang tinggi dengan minat wisata yang juga tinggi.
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya pun mengatakan, pihaknya sedang membidik wisman asal Australia yang memiliki spending tinggi. Per kunjungan, rata-rata wisman asal Australia menghabiskan US$ 1.000 dengan lama kunjungan mencapai 10 hari.
Sedangkan rata-rata kunjungan pada tahun 2018 hanya delapan hari per kunjungan. Saat ini, pemerintah menargetkan lama kunjungan (length of stay) lebih dari 10 hari alias dua minggu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News